Dewan Harap Waktu Belajar Dimaksimalkan Lagi

Dewan Harap Waktu Belajar Dimaksimalkan Lagi

RIAUMANDIRI.CO - Kota Pekanbaru saat ini masih memberlakukan pembatasam kegiatan masyarakat (PPKM) level 2. Aktivitas diperbolehkan dengan catatan pengawasan protokol kesehatan (prokes) diperketat.

Di masa penerapan PPKM level 2 ini semua aktivitas dibuka kembali, seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, tempat hiburan, destinasi wisata, juga kegiatan pesta pernikahan.

Namun, dunia pendidikan masih belum dilaksanakan maksimal, hanya diperbolehkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan waktu belajar hanya 3 jam dengan jumlah kelas yang dibatasi.


Kebijakan ini dianggap sangat tidak berimbang karena aktivitas lain justru diperbolehkannya. 

Pengunjung pusat perbelanjaan boleh beraktivitas hanya dengan syarat bukti vaksin dan memakai masker. Pusat perbelanjaan beroperasi hingga malam sedangkan pendidikan dibatasi dari pagi hingga siang saja.

Sejauh ini, alasan adanya pembatasan waktu belajar ini sebab khawatir siswa tidak terpantau oleh penyelenggara pendidikan dan akan terjadi penularan virus.

Padahal kenyataannya, saat waktu belajar usai siswa tidak langsung kembali ke rumah, melainkan masih nongkrong di warung, warnet atau kafe.

Kenyataan ini diutarakan oleh Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru Yasser Hamidy. Menurutnya ada baiknya dunia pendidikan dimaksimalkan kembali.

"Sekali lagi (belajar) memang penting, ini juga untuk mutu anak bangsa, apalagi mereka (siswa) masa depan bangsa," kata Yasser Hamidy, Selasa (16/11).

Menurutnya, tidak ada alasan lagi untuk tidak memaksimalkan waktu pembelajaran, harus dimaksimal dan sebanding dengan diperbolehkannya aktivitas lainnya.

"Kementrian Pendidikan (harus) memprioritaskan dunia pendidikan, bisa terlaksana seperti dulu kala sebelum pandemi," harapnya.

Apa yang diutarakannya itu juga sama dengan permintaan dari para orang tua siswa yang mengadu kepadanya. 

"Banyak menerima masukan tak bosan orang tua siswa menyampaikan kepada kami bahwa agar proses tatap muka dibuka tidak lagi dengan presentasi jumlah siswa masuk, totalitas gitu," katanya mengakhiri.