APBD-P Pekanbaru Disepakati Rp2,6 Triliun, Ini Prioritasnya

APBD-P Pekanbaru Disepakati Rp2,6 Triliun, Ini Prioritasnya

RIAUMANDIRI.CO – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru menandatangi MoU tentang Perubahan Kebijakan Umum Anggaran (P-KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (P-PPAS) APBD Tahun Anggaran 2021.

Penandatanganan itu dilakukan bersama Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dalam rapat paripurna yang berlangsung di Ruang Paripurna DPRD, Rabu (22/9/2021).

Rapat paripurna ini dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Ginda Burnama dan didampingi oleh Ketua Hamdani dan juga Wakil Ketua Tengku Azwendi Fajri.


Dari Pemko Pekanbaru, hadir langsung Wali Kota Pekanbaru Firdaus, Sekda M Jamil beserta staff Forkopimda.

Seusai rapat Ginda Burnama mengatakan, di dalam APBD Perubahan tahun ini difokuskan dalam penyelesaian tunda bayar, yang mana tunda bayar ini mengakibatkan carut-marut dalam perekonomian.

"Selain itu, di tahun ini juga dapat tambahan dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tapi ini seperti gali lubang tutup lubang. Ini seperti menutupi kekurangan yang ada, tapi bentuk keuangannya itu seolah-olah bertambah," jawab Ginda Burnama.

Kedua belah pihak menandatangai Mou KUA-PPAS setelah mendapat kesepakatan dengan anggaran perubahan APBD 2021 sekitar Rp2,649 triliun.

Di waktu yang sama, Wali Kota Pekanbaru Firdaus menyebut bahwa APBD Perubahan 2021 ini mengalami penurunan sekitar Rp60 miliar dari tahun sebelumnya.

Firduas menjelaskan, alasan penurunan sebab Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang menurun dan juga transfer pusat ke daerah belum dilakukan.

"Di APBD Perubahan ini Pemko juga menerima penyaluran BOS dari pemerintah pusat ke daerah sekitar Rp108 miliar dan kemudian ada honor guru bantu yang dibiayai pemerintah provinsi mendapatkan titipan sekitar Rp12miliar. APBD ada perubahan angka, tapi tidak dengan nilainya," terang Firdaus.

Penurunan APBD Perubahan ini juga akibat dari anggaran kegiatan terkena refocusing yang diperuntukkan percepatan dan penanganan Covid-19.

"Ada pergeseran pertama dan kedua, sekali ada gelombang Covid-19 itu melanda Pekanbaru maka dibutuhkan uang yang sangat besar," kata Firdaus mengakhiri.