Psikolog: Belajar Daring Berdampak Buruk untuk Anak

Psikolog: Belajar Daring Berdampak Buruk untuk Anak

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Dosen Psikologi Pendidikan Universitas Abdurrab, Aulia Syaf mengomentari dampak sekolah daring terhadap kondisi belajar siswa. Menurutnya, sekolah virtual menyulitkan anak-anak dalam mencerna pembelajaran yang disampaikan guru.

"Ketika belajar ada aspek yang mendukung. Internal itu seperti siswa, dan eksternal itu guru atau orang tua. Anak-anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Ada yang cenderung verbal dan senang aktivitas. Anak-anak yang lebih cerdas secara motorik dia akan susah untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ)," ujarnya kepada Haluan Riau, Kamis (27/8/2021).

Dijelaskan Aulia, budaya Indonesia sejak dulu memberi pemahaman bila belajar itu di sekolah dan bertemu guru. Sehingga kondisi saat ini mengakibatkan para siswa tidak terbiasa dan kewalahan dalam proses belajar.


"Sebenarnya kondisi seperti ini sudah hampir 1,5 tahun. Kita tidak bisa meninggalkan budaya Indonesia yang orangnya sosialis. Kita terbiasa dan dikasih pemahaman sejak dulu kalau belajar itu di sekolah, ketemu guru. Sementara ketika virtual anak-anak jadi sulit memahami dan itu berdampak terhadap bagaimana cara mereka menerima informasi," ujarnya.

"Saya pengajar dan juga butuh beradaptasi. Kita semua tidak terbiasa dengan budaya komunikasi tidak secara langsung. Akhirnya berpengaruh terhadap komunikasi antara guru dan murid. Maka dari itu kita sama-samalah mencari cara yang tepat dan kreatif agar anak-anak mudah memahami," sambungnya.

Diungkapkan Aulia, proses penyesuaian sekolah daring memang membutuhkan waktu yang lama. Sebab, bukan hanya dari segi siswa, guru dan orang tua juga turut andil. Ia meminta para orang tua di rumah agar lebih sabar membimbing anak-anaknya belajar.

"Memang kondisi pandemi ini kita masih sama-sama belajar dan proses penyesuaian. Yang menyesuaikan itu bukan hanya siswa, tetapi guru dan orang tua juga. Apalagi orang tua kadang sibuk, anak jadi terbengkalai. Anak-anak susah menangkap pelajaran sementara orang tua di rumah marah. Itu juga bisa mentransfer energi negatif sehingga berpengaruh terhadap kondisi anak atau siswa," paparnya.

Aulia berharap, semoga sekolah tatap muka segera digelar, meskipun terbatas. Karena ada banyak aspek yang terdampak dalam proses belajar secara daring.

"Kita berharap sekolah tatap muka segera digelar. Karena efeknya berpengaruh ke segala aspek. Memang sudah ada dengar kabar kalau tatap muka akan dilaksanakan meski terbatas. Semoga segera terealisasikan," tutupnya.

Sementara itu, dilansir dari CNBC, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyebut ada berbagai macam kendala anak-anak yang dialami dalam proses belajar daring. Di antaranya kesepian, bosan hingga ada yang mengalami depresi. Nadiem juga mengatakan PJJ sudah terlalu lama dilakukan. Hal ini mengorbankan pembelajaran serta kesehatan mental para murid, katanya.



Tags Kesehatan