Webinar Literasi Digital Peluang dan Tantangan Bisnis Online di Era Digital

Webinar Literasi Digital Peluang dan Tantangan Bisnis Online di Era Digital

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Rangkaian webinar Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu dibuka Presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini, webinar diadakan di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, dengan tema Peluang dan Tantangan Bisnis Online di Era Digital. 

Kegiatan yang berlangsung pada hari Senin (21/6/2021) pukul 14.00-17.00 WIB mengupas tentang bisnis makin mudah dan murah untuk dimulai masyarakat berkat dunia digital. Siapa pun bisa mulai dengan skala bisnis yang bisa dipilih sesuai kemampuan.

Webinar yang menyasar segmen UMKM ini sukses dihadiri oleh sekitar 400 peserta daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber berkompeten di bidangnya, yakni Muhaimin yang merupakan seorang Master G - Coach. Lalu Nurina, Fasilitator Gapura Digital & CEO Bengkel Startup. Kemudian ada Manager 212 Mart, Muhammad Asnawir Nasution. Dan Nofrian Fadil Akbar, Presiden BEM UNRI yang juga seorang pengusaha. Bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya adalah Dini Valdiani, seorang dosen dan pengusaha @kasihbahhairtonic. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Dirjen Aptika Kemkominfo, Samuel A Pangerapan.


Pada sesi pertama, Muhaimin menyampaikan beberapa jenis usaha di dunia digital. 

"Internet dapat menambah tingkat ekonomi masyarakat. Dengan adanya bisnis online, yang bisa dilakukan oleh siapa pun dan dari mana saja. Kemudian, potensi dan pasarnya lebih luas," ujarnya. 

Menurutnya, saat ini era konseptual yaitu siapa yang memiliki keunikan dan nilai tambah akan jadi pemenang. Marketplace yang beragam akan makin membuka peluang. Apalagi marketplace dapat digunakan secara gratis untuk regular merchant dan komisi untuk power merchant. Kemudian produk kita dapat dibantu dalam promosi melalui media sosial serta website marketplace.

Pembicara kedua, Nurina memaparkan tentang bagaimana hobi bisa menjadi bisnis. 

"Pastikan hasil karya kita sesuai dengan hobi. Contohnya hobi menulis bisa menjadi script writer, editor, content writer. Kemudian, hobi memasak bisa membuka catering nasi kotak, usaha makanan gerobak, menjual kue dan lainnya. Lalu, hobi fotografi atau videografi bisa menjual hasil karya di marketplace video atau foto dan bisa menjadi youtuber atau tiktokers.  Untuk yang hobi menggambar bisa menjadi influencer dan pekerja lepas di bidang desain grafis. Jika, hobi bermain game yang bisa menjadi e-sport atau sebuah kompetisi yang bisa menghasilkan uang. Untuk hobi bercocok tanam bisa menjual tanaman hias, membuat tulisan, membuka kursus atau keperluan merawat tanaman hias. Target pasar harus ditentukan. Siapkan produk dengan professional, membangun channel untuk memasarkan, lakukan promosi secara konsisten, buat konten yang menarik," paparnya. 

Giliran pembicara ketiga, yakni  Muhammad Asnawir Nasution yang merupakan seorang pelaku UMKM dan manajer 212 mart.  Beliau menyampaikan pentingnya memilih marketplace yang cocok dengan produk yang ingin dijual. 

"Pilih yang sesuai dengan karakteristik atau jasa Anda karena masing-masing marketplace memiliki karakteristik tersendiri. Tentunya kita juga harus memperhatikan tampilan produk yang menarik, komunikasi yang baik dengan pelanggan. Dana untuk iklan juga harus disiapkan dan hindari penundaan pengiriman," jelasnya.

Narasumber terakhir, Nofrian Fadil Akbar, Presiden BEM UNRI yang juga seorang pengusaha ini menyampaikan pentingnya digital safety dalam keamanan transaksi dalam dunia digital. Contohnya ketika konsumen memberikan nomor kartu kredit, nomor telepon, alamat atau lainnya maka data-data tersebut harus tetap aman. 

Dini Valdiani sebagai key opinion leader menyampaikan ia memulai bisnisnya dengan modal yang kecil. Yang penting menurutnya adalah lakukan dulu, jika sudah kelihatan untung, peningkatan modal bisa dilakukan. Dini menuturkan semua market place ia manfaatkan seperti Shopee, Tokopedia, atau Bukalapak, ataupun melalui Whatsapp dan Instagram. 

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber.

Salah satu pertanyaan menarik dilontarkan Serby Radita. Ia menanyakan tips untuk membuat barang yang dijual bisa terlihat menarik sementara jasa editing foto serta fotografer profesional masih belum mampu untuk dipakai. 

Narasumber Nurina menanggapi kalau aplikasi editing yang simpel bisa dipakai. Beberapa tutorial di Youtube juga bisa jadi panduan. 

"Strategi ATM yakni amati, tiru dan modifikasi harus diaplikasikan demi kemajuan bisnis kita," ucapnya.

Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitifnya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.

Namun, pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.