Bersempena Seminar Internasional Kota Pusaka, Ketua Presidium JKPI MoU dengan ICHCAP

Bersempena Seminar Internasional Kota Pusaka, Ketua Presidium JKPI MoU dengan ICHCAP

RIAUMANDIRI.CO, SIAK - Ketua Presidium Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2020 Alfedri, Senin (21/12/2020) pagi, membuka secara langsung Seminar Internasional Kota Pusaka Tahun 2020 di Gedung Daerah Siak Sri Indrapura.

Mengawali seminar, dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Intangible Cultural Heritage In Asia Pacific (ICHCAP) dengan JKPI.

"Seminar Internasional Kota Pusaka ini merupakan bagian integral dari Rakernas JKPI ke-VIII. Sebelum seminar, kita akan melaksanakan penandatanganan MoU antara JKPI-ICHCAP. Ini bertujuan untuk memfasilitasi kerja sama JKPI-ICHCAP untuk meningkatkan jejaring dan kapasitas perlindungan warisan budaya tak benda di kawasan Asia Pacific, terutama di kota-kota anggota JKPI di Indonesia," sebut Ketua Presidium sekaligus Bupati Siak Alfedri dalam sambutannya.


Ia berharap, dengan terlaksananya kerjasama dengan ICHCAP ini nantinya akan terwujud suatu program bersama guna mengumpulkan dan menggunakan informasi serta sumber daya mengenai warisan budaya tak benda. Serta terwujudnya jejaring internasional kota-kota pusaka di seluruh dunia.

"Dengan MoU ini juga kita semua berharap seluruh warisan pusaka budaya di Indonesia dapat kita tampilkan pada festival internasional. Ini tentunya dapat membuat Indonesia semakin di kenal dunia dengan kekayaan budaya, yang muaranya dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Inilah peran lebih JKPI dalam mendukung perekonomian nasional terutama sektor pariwisata," pungkasnya.

Direktur Jendral ICHCAP Mr.Keum Gi Hyung juga mengatakan bahwa pelaksanaan MoU ini akan memudahkan para anggota JKPI untuk menampilkan warisan budaya di tingkat internasional. Dikatakannya, hal ini akan memberikan akses lebih terutama dalam menjalin kerjasama lebih jauh dengan UNESCO terkait pengakuan dunia atas warisan budaya yang ada.

"Kerja sama ini sangat luar biasa bagi kami, dimana kepercayaan JKPI kepada kami terwujud nyata dalam sebuah MoU. Pastinya ini sangat bermanfaat bagi JKPI dalam menampilkan segala warisan budayanya di tingkat internasional. Juga bagi kami untuk terus eksis dalam memperjuangkan penataan dan pengelolaan budaya di dunia. Mari kita bersama menjalin kerjasama lebih jauh lagi nantinya bersama UNESCO demi eksistensi pusaka budaya kita kedepan, terimakasih," kata Mr.Hyung.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan seminar internasional kota pusaka. Menghadirkan pembicara utama dari Lembaga Adat Melayu Riau, yakni Prof.Datuk Sri Al Azhar.

Seminar ini membahas secara khusus Kota Siak sebagai Kota Pusaka warisan dunia. Hal ini seperti di sampaikan Bupati Siak Alfedri saat mengawali pelaksanaan seminar.

"Beberapa tahun terakhir, kami terus mengupayakan bersama semua pihak untuk mewujudkan kota Siak sebagai kota pusaka warisan dunia. Untuk itu dalam kesempatan ini saya berharap dukungan serta masukan dari Kabupaten/Kota anggota JKPI. Dan tentunya arahan secara khusus dari Bapak Prof.Datuk Sri Al Azhar dari Lembaga Adat Melayu Riau," harap Alfedri.

Sementara, Prof. Datuk Sri Al Azhar saat memberikan presentasinya menyampaikan bahwa kota Siak sebagai kota warisan kerajaan melayu yang memiliki peran geospasial (ruang kebumian) strategis dari abad XVIII menjadi sangat penting agar identitas kota berdasarkan sejarah awal berdirinya tetap terjaga.

"Sejak pertengahan 2018 kami bersama Bapak Bupati Siak serta stakeholder terkait terus berupaya secara intens dengan pihak UNESCO untuk mewujudkan kota Siak sebagai kota pusaka warisan dunia. Dimana kota Siak ini merupakan kota warisan kerajaan melayu yang tentunya memiliki peran geospasial strategis sejak abad XVIII. Untuk itu sangat penting untuk menjaga identitas kota Siak berdasarkan sejarah awal berdirinya, melalui legalitas resmi dari UNESCO," terangnya.

Ia juga mengatakan, tujuan penetapan kota Siak sebagai kota pusaka warisan dunia adalah untuk mengantisipasi terhadap lajunya pembangunan infrastruktur dan semakin menglobalnya budaya luar yang cenderung menyebabkan budaya lama hilang.

"Banyak sekali naskah-naskah kuno yang menginformasikan Kerajaan Siak Sri Indrapura sebagai kerajaan melayu islam yang dahulunya berperan strategis dalam aktivitas perdagangan internasional. Berbagai naskah kuno ini bisa jadi rujukan kita untuk mewujudkan kawasan Kesultanan Siak sebagai warisan Dunia UNESCO," pungkasnya.

Di Seminar Internasional Kota Pusaka, Rakornas JKPI ke VIII Siak, Bupati Siak yang juga ketua Presedium JKPI menyerahkan tongkat estafet kepada Wali Kota Bogor Bima Arya yang di tunjuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Rakernas JKPI IX tahun 2021 mendatang.

Dalam seminar ini juga, selain menampilkan berbagai warisan pusaka budaya Siak Sri Indrapura dan nusantara, juga di tampilkan beberapa warisan budaya dunia seperti Menara Manusia di Spanyol, Pertemuan tradisi Sohbet di Turki, dan lain sebagainya.

Seminar ini juga di hadiri oleh Bupati beserta Unsur Forkopimda Pemerintah Kota Baubau melalui aplikasi zoom meeting, Unsur Forkopimda Pemerintah Kabupaten Siak, serta para Bupati/Wali Kota Anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia, serta Pimpinan OPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Siak.


Reporter: Darlis Sinatra
 



Tags Budaya