UAS Jadi Jurkam, Pengamat: Harusnya Jadi Tempat Bertanya Semua Orang

UAS Jadi Jurkam, Pengamat: Harusnya Jadi Tempat Bertanya Semua Orang

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Menjelang pilkada, Ustadz Abdul Somad (UAS) menjadi juru kampanye dan terang-terangan mendukung beberapa paslon di daerah. Statusnya sebagai tokoh agama, menurut Pengamat Politik Universitas Riau Tito Handoko, tidak pantas jika harus memihak ke salah satu paslon. UAS semestinya menjadi rujukan serta tempat bertanya semua orang, khususnya para paslon. 

"Tapi ya mau diapakan lagi. Kalau sudah begitu pilihan politiknya, ya tidak ada larangan sebenarnya. Cuma sangat disayangkan saja. UAS itu kan ulama semua umat, tidak hanya segelintir," ujar Tito kepada Riaumadiri.id, Sabtu (5/12/2020). 

Tito juga menyebutkan, hal yang perlu diwanti-wanti adalah citra ulama pada UAS bisa rusak jika nanti paslon yang didukungnya kalah, atau bahkan terlibat sebuah kasus. 


"Kalau memang, syukur. Tapi kalau sempat kalah, gimana? Belum lagi nanti paslonnya kalau terlibat korupsi misalnya. Kan lebih bahaya lagi, lebih rusak lagi," ungkapnya. 

"Makanya maunya kita itu UAS itu seperti Datuk Tenas Effendi. Tempat semua orang bertanya, tempat semua orang meinta wise, kebijaksanaan. Jadi milik umatlah," tambahnya. 

Diketahui, pada Pilkada serentak di Riau, UAS mendukung setidaknya dua paslon. Yakni paslon Rohul, Hafith Syukri-Erizal dan paslon Kota Dumai, Paisal Amris. Sedangkan di Sumatra Utara, Kota Medan, UAS terang-terangan mendukung lawan politik mantu Jokowi, Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi. 

Kubu mantu Jokowi, Bobby Nasution, bahkan menuding UAS sengaja menggunakan politik identitas untuk memenangkan pilkada Kota Medan bersama paslon Akhyar-Salman. 

"Ya memang kan penggunaan strategi yang mereka lakukan menggunakan politik identitas," kata Jubir Timses Bobby-Aulia, Sugiat Santoso seperti dilansir dari detik.com.

 

Reporter: M Ihsan Yurin