Ponpes Assalam Kirim Santri ke Turki

Ponpes Assalam Kirim Santri ke Turki

BANGKINANG (HR)- Pondok Pesantren Assalam, Desa Naga Beralih, Kecamatan Kampar Utara, mengirimkan santrinya untuk melanjutkan pendidikan di Turki.

 Untuk program ini, Ponpes Assalam bekerjasama dengan lembaga konsultasi pendidikan dari Turkey Ocean Consultasy.

Lembaga konsultasi ini bertujuan untuk membantu mulai menyaring dan menseleksi santri, mengurusi administrasi di lembaga pendidikan di Turki  dan proses  persiapan santri tersebut untuk bisa belajar mulai dari pemondokan disana.

Demikian disampaikan pimpinan Ponpes Assalam, Muhammad Amin, Rabu (8/4), di sela sela menerima kedatangan tim dari Turki ini.

 Dijelaskannya, tahun ini adalah tahun pertama mereka meluluskan santri untuk tingkat SMA. Tentu saja mereka berharap santri tersebut bukan hanya bisa melanjutkan pendidikan di dalam negeri saja, namun juga luar negeri.

Untuk itu, pihaknya sengaja melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan ini.

 "Ke depan, bukan hanya ke Turki saja, namun juga negara lain dan bukan hanya jurusan agama, namun juga umum, seperti sains, teknik dan hubungan internasional," ujarnya.

Sementara itu Direktur Ocean consultancy, Ishak GOK, menjelaskan, pihaknya dalam hal ini memberikan konsultasi kepada para lulusan di Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan ke Turki, bagaimana mereka mempersiapkan diri mereka dalam bidang akademis, mental termasuk mempersiapkan orang tuanya dalam mental dan keuangan.

"Dengan demikian, para siswa ini bisa melanjutkan pendidikannya dengan mudah dan terjangkau," ujarnya.

Ishak datang dengan timnya yang terdiri dari Musa Unuz, Hasan dan Reza. Mereka menjelaskan, ini merupakan program pertama di Riau yang mereka lakukan. Sebelumnya mereka melaksanakan program ini di Jakarta.

Selama empat tahun menjalankan program ini di Indonesia, jurusan yang paling banyak diminati calon mahasiswa dari Indonesia adalah tekhnik dan kedokteran.

 Mereka tidak hanya membantu calon mahasiswa untuk di Turki saja, namun juga beberapa negara seperti Australia. Pihak Consultan juga memfasilitasi mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa dari pemerintah Turki.

Saat ditanya bagaimana dengan isu ISIS yang marak saat ini, Ishak menyatakan, karena ini kerjasama antar negara, maka pihaknya juga melakukan seleksi yang ketat, karena Turki juga negara yang sangat menentang ISIS.

Bagi calon mahasiswa bukan hanya harus diketahui latar belakang keluarganya, diketahui pemikirannya dan bahkan harus punya keterangan dari kepolisian setempat bahwa calon mahasiswa ini tidak terlibat hal hal kriminal atau hal hal terlarang.

 "Kita hanya akan membantu siswa yang benar benar berniat belajar, selain itu kita harus menjaga hubungan baik dua negara yang sudah ada," jelasnya.

Begitu juga ketika mahasiswa sudah menjalani pendidikanya di Turki , maka pihaknya akan membantu bila ada masalah atau kendala selama mereka belajar di universitas tersebut. (oni)