Dokter Ini Tak Setuju Pelonggaran PSBB: Pak Presiden, Dengarkan Kami Tenaga Medis

Dokter Ini Tak Setuju Pelonggaran PSBB: Pak Presiden, Dengarkan Kami Tenaga Medis

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Tenaga medis yang menjadi garda terdepan selama ini dalam menangani wabah virus corona (Covid-19) mengaku khawatir terhadap wacana pemerintah yang ingin mempercepat pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Erlina Burhan, mengatakan itu karena tingkat kasus baru wabah tersebut masih sangat berfluktuasi, bahkan setelah sempat turun di sejumlah daerah beberapa hari yang lalu, saat ini jumlahnya kembali naik.

Berdasarkan data pemerintah, jumlah kasus baru per hari ini, Selasa (5/5/2020) sebanyak 484, sehingga total kasus pasien yang positif terpapar Covid-19 menjadi 12.071. Sedangkan, pada awal pekan ini, Senin, (4/5/2020) terjadi penambahan 395 kasus baru dengan jumlah kasus positif 11.587.


"Saya sungguh berharap Pak Presiden dengarkan kami tenaga medis. Saya enggak bisa bayangkan apa yang terjadi pada fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan kalau ini dilakukan secara prematur, kita akan mendapat jumlah kasus yang cukup banyak," kata dia di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Selasa (5/5/2020).

Menurutnya, jika wacana pelonggaran PSBB itu benar-benar ditetapkan Presiden Joko Widodo tanpa menghiraukan data yang ada maka jumlah kasus akan semakin banyak dari yang ada saat ini dan berpotensi terjadi sebagaimana di Italia.

Kata dia, akibat tidak mampunyai fasilitas rumah sakit maupun tenaga medis di negara itu karena pesatnya jumlah masyarakat yang terpapar Covid-19, dokter terpaksa mengambil peran tuhan, untuk menetukan mana pasien yang bisa dirawat dan disembuhkan dan mana yang dibiarkan untuk mati.

"Rumah sakit akan menjadi tempat yang mungkin seperti di Italia. Dokter jadi playing god, pada saat banyak yang datang dokter memilih ini akan meninggal, ini enggak dilayani, probabilitynya yang bisa sehat ini yang diselamatkan, kita enggak mau ini terjadi," tegas Erlina.