Ruhut Sitompul Sebut Wabah Corona di Indonesia Berdampak Baik Bagi Polusi Udara

Ruhut Sitompul Sebut Wabah Corona di Indonesia Berdampak Baik Bagi Polusi Udara

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Ruhut Sitompul menyebut ada dampak baik dengan adanya pandemi corona atau COVID-19 di Indonesia.

Ia menyebut, selain membuat masyarakat waspada sebab kasus COVID-19 di Indonesia semakin meningkat, di sisi lain ada dampak positif untuk perkotaan seperti Jakarta yang berkurang polusinya.

"Sebelum Virus Corona datang ke Bumi termasuk Indonesia yang paling terasa udara sangat kotor, sekarang menjadi bersih polusi jauh berkurang," tulis @ruhutsitompul di Twitter yang dipantau pada Selasa (7/4/2020).  


Namun, tak lupa Ruhut meminta agar publik bersabar dalam situasi ini, ia juga mendoakan mereka yang terjangkit dan yang meninggal dunia karena pandemi corona.

"Tapi Kita bersedih, berduka banyak Warga Positif COVID-19 bahkan ada yang meninggal, Kita semua masih harus bersabar/tabah dan berdoa," kata dia.

Virus Corona yang mulai menjangkiti ribuan orang di Tanah Air memang tak bisa dianggap remeh. Banyak instansi yang kemudian memberlakukan aturan kerja dan belajar dari rumah. Pemerintah pun memberlakukan pembatasan kegiatan di luar ruangan bagi masyarakat.

Imbasnya ternyata begitu terasa bagi lingkungan, terutama kota besar seperti Jakarta. Sedikitnya kendaraan yang melewati jalanan ibu kota membuat udara makin bersih dan Bebas Polusi. Langit pun makin cerah tak tertutup asap pekat jutaan kendaraan dan pabrik.

Sementara dikabarkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapat izin menerapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari Kementerian Kesehatan RI.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, izin PSBB akan dimanfaatkan maksimal sehingga penularan Virus Corona atau COVID-19 bisa ditekan. Salah satu upaya yang akan dilakukan ialah membatasi mobilitas masyarakat dengan membatasi angkutan umum dan kendaraan pribadi beroperasi di Jakarta.

"Artinya, setelah ada PSBB maka kita bisa masifkan, tidak hanya MRT, LRT dan TransJakarta saja, tapi juga layanan angkutan umum lainnya termasuk kendaraan pribadi," kata Syafrin saat dikonfirmasi, Selasa (7/4/2020).

Syafrin menerangkan, gagasan membatasi kendaraan pribadi sudah dibahas pihaknya. Namun, gagasan itu belum bisa diterapkan karena terkendara alas hukum.

"Jadi beberapa opsi itu yang dilarang angkutan umum, pribadi," pungkasnya.

Meski demikian, Syafrin menegaskan bahwa tidak semua kendaraan akan dibatasi. Dia mengatakan angkutan barang tidak terimbas kebijakan itu.