Hingga November

Kasus DBD di Inhu Meningkat 300 Persen

Kasus DBD di Inhu Meningkat 300 Persen


RENGAT (HR)-Hingga November 2014, jumlah kasus DBD di Kabupaten Inhu mengalami peningkatan hingga 300 persen dibanding tahun 2013 lalu. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Inhu, jumlah kasus DBD yang tercatat hingga November 2014 mencapai 257 kasus dengan dua kematian, sedangkan tahun lalu hanya 92 kasus dengan satu kematian.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Diskes Inhu Evy Irma Junita, Jumat (19/12), menyebutkan, tingginya kasus DBD tahun 2014 ini  disebabkan cuaca yang sangat ekstrim dan musibah banjir.
“Jika di lihat dari fakta, kasus DBD banyak terjadi pada saat cuaca yang tidak baik di tahun ini, terutama pada Februari, Mei, Juni dan terlebih lagi pada September, Oktober dan November. Ditambah lagi dengan banjir yang terjadi pada Okotober dan November,” jelasnya.
Peningkatan kasus DBD yang sangat drastis terjadi pada wilayah Puskesmas Pangkalan Kasai. Tahun 2013, hanya terdapat enam kasus DBD, tetapi hingga November 2014 sudah terdapat 95 kasus DBD. Begitu juga dengan wilayah Puskesmas Kambesko. Pada  tahun 2013 lau, terdapat 28 kasus DBD, sementara tahun 2014 ini sudah mencapai 62 kasus. Namun ada juga yang terjadi penurunan, seperti pada wilayah Puskesmas Sipayung. Dari 52 kasus pada tahun 2013, sampai November 2014 menurun menjadi 31 kasus.
Irma mengungkapkan, pemberantasan penyakit DBD harus melibatkan peran serta masyarakat. Sebab, fogging yang dilakukan Dinas Kesehatan hanya untuk menanggulangi penyebaran penyakit, bukan untuk membunuh sumber penyakitnya, seperti jentik-jentik nyamuk.
“Saat ini anggaran untuk desa sudah ada tersendiri. Ini membuat peluang agar desa dapat berperan aktif untuk menanggulangi DBD dengan memberdayakan masyarakat,” jelasnya.
Salah satu cara menanggulangi DBD dapat dilakukan dengan membentuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Jumantik bisa dibentuk oleh setiap desa yang melaksanakan tugas berdasarkan SK kepala desa. Bahkan jika memungkinkan desa dapat memberikan anggaran untuk operasional Jumantik.
“Jumantik ini sudah dibentuk di beberapa daerah, termasuk Pekanbaru. Usaha ini berhasil menekan angka DBD dan kematian,” jelasnya.
Ditambahkan, Dinas Kesehatan Inhu sebelumnya sudah melakukan survey pada daerah endemis DBD seperti di Kelurahan Sekip Hulu dan Kampung Dagang Kota Rengat. Dari sejumlah rumah yang disurvey, 75 persen diantaranya terdapat jentik.
Irma sangat berharap, masyarakat dapat berpartisipasi secara maksimal dalam penanggulangan DBD ini. Caranya dengan menjaga kebersihan lingkungan dan 3 M Plus (mengubur, menguras dan menutup serta penggunaan kelambu). rez