Elpiji Langka, Warga Terpaksa Masak dengan Kayu Bakar

Elpiji Langka, Warga Terpaksa Masak dengan Kayu Bakar

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Langkanya peredaran elpiji 3 kilogram beberapa pekan terakhir di wilayah Pontianak dan Kubu Raya, Kalimantan Barat membuat Sum, warga Kubu Raya, memilih alternatif memasak dengan menggunakan kayu bakar. 

Sum, tinggal di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Ia memilih mengganti elpiji dengan kayu bakar untuk memasak.

Sum berharap, gas elpiji 3 kilogram yang disubsidi oleh pemerintah dapat dipasok lebih banyak. "Inilah ganti tabung elpiji, jadi pakai kayu bakar. Ini untuk masak nasi, sayur, dan masak air. Harapannya, semogalah elpiji 3 kilogram ada lagi," paparnya, Jumat (1/11/2019).


Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram juga diakui oleh Salimah, penjaga toko kelontong di wilayah Kecamatan Sungai Raya. Ia mengatakan saat ini sulit mendapatkan elpiji 3 kilogram. 

"Kalau di sini saya jual Rp35 ribu. Kalau di daerah hulu itu ada yang jual Rp40 ribu sampai Rp50 ribu. Sudah ada dua minggu dapatnya susah. Kami seminggu sekali jak dapatnya (pasokan). Kalau lagi habis, ya nunggulah. Kasihan pembeli," kata Salimah.

Yanto, warga di Kecamatan Sungai Raya, juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan elpiji 3 kilogram. Tak hanya harganya yang melambung tinggi, bahkan ia hanya mendapatkan tabung elpiji dalam satu minggu sekali. 

"Harganya tinggi. Biasa Rp30 ribu sampai Rp35 ribu. Selain harganya tinggi, juga sulit didapat. Saya dapat seminggu sekali," jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak, Hariyadi S Triwibowo, mengatakan, kelangkaan elpiji 3 kilogram di Kota Pontianak dan Kubu Raya, terjadi karena pelaku usaha mikro di Kota Pontianak semakin meningkat, sehingga permintaan juga meningkat. Tak hanya itu, ia juga menduga penjualan elpiji 3 kilogram yang tersebar tidak tepat sasaran, sehingga juga menyebabkan kelangkaan. 

"Semakin banyak usaha mikro yang menggunakan elpiji 3 kilogram, karena elpiji 3 kilogram memang diperuntukan kepada pelaku usaha mikro. Selain itu banyaknya para pelaku usaha menengah seperti restoran, rumah makan, kafe, laundry, atau ada juga masyarakat mampu yang semestinya menggunakan tabung gas 5 kilogram, tapi dia pakai (gas yang) 3 kilogram. Itu juga yang menyebabkan kelangkaan," paparnya. 

Hariyadi juga mengatakan bahwa pihaknya telah melayangkan surat kepada PT Pertamina (persero) terkait permintaan penambahan jumlah kuota tabung gas elpiji 3 kilogram. "Kita sudah layangkan surat kepada PT Pertamina, semoga direspon cepat," katanya. 

Sales Brances Manager I Wilayah Kalbar, Endo Eko Satrio, mengatakan PT Pertamina telah bekerja sama dengan Disperindag Kota Pontianak untuk melakukan operasi pasar untuk beberapa bulan ke depan di 5 pasar tradisional di Pontianak, di antaranya di Pasar Flamboyan, Pasar Dahlia, Pasar Puring, dan Pasar Kenanga Anggrek. 

"Pada operasi pasar ini, Pertamina menyiapkan 10.640 tabung melalui 12 agen. Selain Kota Pontianak, operasi pasar elpiji 3 kilogram juga akan dilaksanakan di Kabupaten Kubu Raya dengan menyiapkan total 6.160 tabung melalui 9 agen," tukasnya.**