HMI Tuntut Gubri Mundur Jika Tak Mampu Atasi Karhutla

HMI Tuntut Gubri Mundur Jika Tak Mampu Atasi Karhutla

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Puluhan Mahasiswa dari Himpunan Mahaiswa Islam (HMI), kembali mendatangai Gubernur Riau untuk meminta pertanggungjawaban mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap walaupun hujan telah mengguyur sebagian wilayah Riau.

Mahasiswa melihat, hujan yang turun ini tidak membuat para pembakar lahan, baik perusahaan maupun masyarakat jera. Untuk itu mahasiswa meminta Gubernur Riau turun ke lapangan, dan mencabut izin perusahaan yang terbukti membakar lahan di area perkebunan perusahaan.

“Kami minta Gubernur Riau berkomitmen untuk memberikan jaminan kepda masyarakat Riau, agar tidak terjadi lagi Karhutla di Riau. Ini hujan baru dua hari, tapi asap masih ada, karhutla masih terjadi,” ucap korlap aksi demo, Heri Kurnia.


“Kami minta Gubernur Riau agar tidak menerbitkan izin Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hak Guna Usaha (HGU) yang baru terhadap korporasi. Berikan tindakan tegas dalam penegakan hukum terhadap lahan konsesi yang terbakar,” kata mahasiswa lagi.

Setelah berorasi lebih kurang setengah jam di depan pagar Kantor Gubernur Riau. Gubernur Riau, Syamsuar langsung menemui mahasiswa. Gubernur mengatakan, bahwa asap yang masih menyelimuti wilayah Riau ini, tidak saja dari Riau, namun juga dari provinsi tetangga Jambi dan Sumatra Selatan.

Karena, menurut Gubri karhutla di Riau sudah jauh berkurang setelah diguyur hujan lebat selama dua hari ini. Dan asap tebal yang selama ini menyelimuti Riau hilang, termasuk karhutla di Riau. Selain itu tim Satgas Udara, tetap melakukan penyemaian garam dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

“Kita tetap komitmen mengatasi Karhutla. Perlu dimaklumi, kabut asap bukan hanya dari Riau, tapi dari Jambi dan Palembang. Titik api di Riau lebih sedikit dibandingkan Provinsi tetangga, asap ke Riau dan menumpuk. Selain itu juga bantuan pembuatan TMC di Jambi tetap membuat hujan buatan, pesawat Hercules tetap di Riau,” jelas Gubri.

Dijelaskan Gubri, kondisi asap yang sudah jauh berkurang telah memberikan manfaat yang cukup baik bagi Riau. Sekolah-sekolah kembali masuk normal, penerbangan kembali normal.

“Hari Senin lalu kita mengeluarkan status pencemaran udara di Riau, karena kabut asap. Sekokah dan kampus sudah buka kembali, mohon dukungan agar kabut asap hilang. Dan kembali pasa bulan Oktober nanti sudah masuk musim hujan,” kata Gubri.

“Untuk permintaan pencabutan izin terhadap perusahaan, itu juga tidak semua menjadi kewenangan Provinsi. Ada di Kabupaten Kota dan juga ada di Pusat. Jadi pencabutan izin yang diminta ini akan kita sampaikan kepada yang mengeluarkan izin,” ungkap Gubri.

Usai mendapatkan penjelasan dari Gubernur Riau, mahaiswa HMI meminta Gubernur Riau menandatangani tuntutan mereka.

Namun Gubenrur enggan menandatangani semua tuntutan mahaiswa, dan mencoret beberap poin yang diminta oleh mahaiswa, seperti mencabut izin perusahaan, dan meninta dirinya mundur sebagai Gubernur jika gagal mengatasi karhutla.

“Dari kesepakatan ini, menandakan Gubernur Riau tidak tegas dalam menerima tuntutan kita. Gubernur tidak berani terhadap korporasi, dan kita meminta Gubernur Riau untuk mundur jika tidak mampu mengatasi Karhutla ini. Kita akan melakukan pengawalan dalam bentuk apa pun,” tegas mahasiswa.

Setelah menyampaikan tuntutan puluhan mahasiswa HMI membubarkan diri di tengah guyuran hujan yang datang setelah diterima oleh Gubernur Riau.

 

Reporter: Nurmadi