Udara Masih Level Berbahaya, Disdik Riau Bolehkan Libur Sekolah Ditambah

Udara Masih Level Berbahaya, Disdik Riau Bolehkan Libur Sekolah Ditambah

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Dinas Pendidikan Provinsi Riau belum mencabut imbauan libur sekolah bagi siswa SMA/SMK, termasuk bagi SD dan SMP sederajat di kabupaten/kota se-Provinsi Riau. Selama kabut asap masih menyelimuti Riau, dan kualitas udara berada di angka 200 pada Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU).

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Rudiyanto, menjelaskan, sejauh ini surat yang dilayangkan ke sekolah-sekolah untuk meliburkan siswa disesuaikan dengan kondisi asap. Di mana libur sekolah tentatif, berdasarkan laporan hari per hari dari kualitas udara.

“Libur sekolah masih tentatif, sekarang tentu masih libur. Asap saat ini sama-sama kita lihat dan rasakan, sudah dalam batas sangat berbahaya. Kepala sekolah silakan meliburkan siswa dengan kualitas udara masih di atas 200,” jelas Rudiyanto, Kamis (19/9/2019).


“Tindakan meliburkan sekolah memang begitu harusnya. Begitu juga untuk tingkat SD dan SMP, anak kuliah juga diliburkan, hari ini saja kualitas udara ISPU 300 lewat. Makanya disampaikan siswa diliburkan,” tambah Kadisdik.

Mantan Pj Bupati Bengkalis berharap ada perubahan kualitas udara menjelang hari Senin depan. Mengingat sudah hampir dua minggu anak-anak sekolah diliburkan. Dan banyak mata pelajaran yang tertinggal. Untuk itu ia juga mengimbau kepada siswa yang libur menambah jam belajar di rumah. 

“Banyak pelajaran yang tinggal selama libur sekolah ini, tapi bagi wali kelas bisa memberikan tugas kepada siswa, dan belajar di rumah. Banyak cara yang bisa dilakukan, dengan media dan ilmu teknologi saat ini,” kata Rudi. 

Untuk mengejar ketertinggalan siswa yang sudah libur selama 9 hari, dijadwalkan Jumat ini pihaknya akan memanggil kepala sekolah untuk mencari jalan keluar agar pelajaran yang tertinggal bisa dikejar selama dalam proses belajar mengajar. Dan ia telah menyiapkan langkah untuk menambah jam pelajaran pada hari Sabtu.

“Jadi kita mengambil langkah untuk mengejar ketertinggalan. Hari Sabtu yang biasa libur masuk sekolah, sampai dua bulan ke depan. Ini kan untuk anak-anak juga, mengisi pelajaran yang tertinggal. Atau dengan menambah jam belajar, yang biasanya pulang jam 15.00 WIB sore pulang jam 16.30 atau jam 17.00 WIB,” jelas Rudi.


Reporter: Nurmadi