Badko Riau-Kepri Dukung Kongres HMI di Palembang

Badko Riau-Kepri Dukung Kongres HMI di Palembang

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koorinasi (Badko) Riau-Kepri, Sahrin angkat bicara terkait adanya gerakan memecah belah HMI yang dilakukan Arya Kharisma Hardy dengan mengaku sebagai Pj ketua umum BP HMI.

Syahrin mengatakan, jika tindakan Arya dan kelompoknya itu dibiarkan akan berdampak negatif terhadap organisasi HMI. 

"Demi menjaga keutuhan Himpunan, maka Badko Riau-Kepri bersikap tegas dan merekomendasikan kepada PB HMI untuk segara memecat oknum-oknum yang memecah-belah HMI, terkhusus kepada dalang perpecahan yaitu Arya Kharisma Hardy karena terbukti membawa perpecahan di tubuh Himpunan," kata Syahrin dalam rilis yang diterima Riaumandiri.co, Rabu (4/9/2019). 


Dia menjelaskan, kongres ke-XXX HMI di Kota Ambon menetapkan Respiratori Saddam Al Jihad menjadi ketua umum Pengurus Besar HMI. Saddam dipilih secara sah oleh seluruh cabang HMI se-Indonesia.

"Beliau merupakan nahkoda dalam perahu besar ini. Jika ada oknum yang mengatasnamakan ketum PB HMI, maka dapat dipastikan pengklaiman itu merupakan pelanggaran konstitusional dan melanggar kesepakatan seluruh peserta kongres," tegasnya.

Salah satu dampak buruk dari upaya pecah belah yang dilakukan Arya Kharisma yaitu terjadinya dualisme kepengurusan di HMI cabang Dumai, Badko Riau-Kepri.

"Meskipun begitu, hanya satu konfercab yang sah, yaitu terpilihnya saudara Andi Qodri. Dan perlu diketahui bersama bahwa pleno 2 PB HMI telah terselenggara di DKI Jakarta, Kepulauan Seribu, Pulau Tidung pada tanggal 2-4 Agustus 2019 dan salah satu rekomendasi peserta pleno adalah memecat Arya Kharisma Hardy sebagai anggota HMI karena telah terbukti membuat perpecahan di tubuh HMI," ungkap Syahrin.

Selain pemecatan Arya, peserta pleno sepakat bahwa tuan rumah kongres selanjutnya yaitu Kota Palembang. 

"Untuk itu, stop politisasi HMI melalui gerakan kongres luar biasa. Karena pleno yang sah adalah pleno yang diselenggarakan oleh Ketua Umum PB HMI yang sah, Respiratori Saddam Al-Jihad bukan ketum PJ-PJ-an atau tandingan," sebutnya.

"Saya mengajak seluruh kader HMI untuk melebur dalam perbedaan menuju rekonsiliasi pada kongres ke-XXXI di Palembang. Merajut kembali perbedaan itu di dalam forum kongres selanjutnya. Sehingga forum kongres menjadi legitimasi kepemimpinan selanjutnya tanpa harus ada forum kongres tandingan atau abal-abal. Setelah itu kita bangkit kembali untuk menproteksi dan proyeksi peningkatan SDM internal HMI khususnya, dan Indonesia pada umumnya, demi HMI dan negara yang bermarwah," kata Syahrin.