Kabut Asap Makin Pekat, Disdik Pekanbaru Tunggu Rekomendasi Diskes Liburkan Sekolah

Kabut Asap Makin Pekat, Disdik Pekanbaru Tunggu Rekomendasi Diskes Liburkan Sekolah

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Abdul Jamal mengimbau para siswa mengurangi aktivitas di luar ruangan, dan selalu memakai masker karena kabut asap yang semakin pekat.

Kendati begitu, pihaknya belum mengeluarkan surat edaran untuk meliburkan aktivitas belajar mengajar kepada sekolah-sekolah di Pekanbaru. Hal itu karena sejauh ini belum ada surat rekomendasi dari Dinas Kesehatan terkait bahaya dampak kabut asap bagi kesehatan.

"Kita meliburkan juga nanti (masih menunggu) rekomendasi dari Dinas Kesehatan," kata Abdul Jamal kepada Riaumandiri.co, di Pekanbaru, Selasa (6/8/2019).


Dia mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan tentang siswa yang dipulangkan karena terdampak kabut asap.

"Kalau siswa yang terserang ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) saya rasa ada, tetapi data validnya tentu di Dinas Kesehatan dan Puskesmas," ujarnya.

"Kalau ada sekolah yang ingin memulangkan siswa, harus koordinasi dulu dengan Disdik Pekanbaru," tambahnya.

Kualitas udara di beberapa wilayah Riau setiap harinya belum juga ada perubahan. Terutama pada pagi hari hingga siang, Polutan Standart Indeks (PSI) untuk beberapa wilayah di Riau berada di batas 155-233 PSI. Hal ini menandakan kualitas udara di sebagian wilayah Riau tidak sehat.

Dari data salah seorang staf di perusahaan CPI yang diterimanya setiap hari, seluruh karyawan menerima data PSI untuk menjadi bahan agar pada saat PSI di atas 200, maka tidak dibenarkan melakukan aktivitas di luar. 

“Dari pagi sampai siang ini bendera masih merah, sepertinya hari ini cukup tinggi PSI di area Rumbai dan Pekanbaru mencapai PSI 233, dan ini menandakan tidak sehat,” kata Akir, pekerja di area CPI Rumbai, Selasa (6/8/2019).

Selain di Pekanbaru, daerah dengan kualitas udara tidak sehat yang PSI-nya di atas 200, Duri (Bengkalis) 229, Dumai PSI 225, Minas (Siak) 155. Jika PSI di bawah 200, kualitas udara juga tidak sehat namun bisa beraktivitas di luar dengan menggunakan masker. 

“Kalau mau keluar tentu menggunakan masker dengan kualitas udara yang tidak sehat ini. Ini sudah seminggu asap seperti ini berbau dan tampak jelas menyelimuti,” katanya.

Sementara itu, dari data konsentrasi PM 10 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada siang hari ini mencapai 133.59 organ/m3. Ini menandakan kualitas udara hampir mencapai angka 150 tidak sehat.

Reporter: Rico Mardianto