Imigran di Pekanbaru Sering Terlibat Perkelahian, Warga Ngaku Resah

Imigran di Pekanbaru Sering Terlibat Perkelahian, Warga Ngaku Resah

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Keributan yang terjadi antar imigran di salah satu tempat penampungan imigran Jalan Teuku Cik Ditiro, Pekanbaru, Riau, Selasa (20/2/2019) kemarin ternyata bukan yang pertama kali. Dari pengakuan warga sekitar, akhir-akhir ini memang sudah terjadi beberapa keributan di tempat tersebut.

Seperti yang disampaikan salah satu warga yang tinggal bersebelahan dengan rumah tersebut, Slamet. Ia mengaku sejak beberapa tahun terakhir kondisi imigran di tempat itu sudah mulai meresahkan.

Menurutnya, imigran yang saat ini tinggal di community house tersebut memiliki sikap yang kurang ramah dan baik. 


“Dulu waktu yang tinggal orang Irak, Palestina dan Suriah, para imigran di sini baik dan berbaur dengan masyarakat sekitar. Namun tiga tahun belakangan, yang tinggal mayoritas orang Afghanistan, sikapnya kurang disukai masyarakat,” kata Slamet, Rabu (20/2/2019).

Slamet mengatakan, para imigran yang tinggal di lokasi itu memiliki sikap yang tidak bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Mereka juga dianggap lebih cuek dan tidak memperdulikan sekitar, termasuk terhadap anak-anaknya sendiri. 

“Anak-anak mereka kurang diperhatikan. Dibiarkan bermain keluar dan pernah beberapa kali tersenggol motor,” ujarnya.

Sementara untuk perkelahian antar imigran juga bukan hal yang baru bagi Slamet. Bahkan dulu perkelahian antar penghuni menggunakan senjata tajam dan korbannya harus menerima perawatan medis beberapa jahitan. 

“Mereka sepertinya memang sering ribut jika berbeda kelompok sesama dia,” ujarnya. 

Masyarakat sekitar pun sudah mulai resah dengan kondisi yang terjadi akhir-akhir ini. Selain penjagaan rumah penampungan yang minim, imigran juga tidak bisa bermasyarakat dengan baik. 

“Bahkan ada juga masyarakat yang minta mereka dipindahkan,” terang Slamet.

Sementara Slamet sendiri menginginkan agar penjagaan terhadap rumah tersebut ditingkatkan. Imigran diberikan waktu keluar dan masuk yang disiplin, sehingga tidak berkeliaran bebas. Terutama terhadap anak-anak mereka yang sering bermain di jalanan.

“Kita ingin pihak Imigrasi dan IOM bisa menempatkan anggotanya stanby, mengawasi imigran,” pungkas Slamet.