PENGHARGAAN ADIWIYATA RIAU

Dua Sekolah Meranti Bersaing

Dua Sekolah Meranti Bersaing

SELATPANJANG (HR)- Dua sekolah di Kabupaten Kepulauan Meranti bersaing meraih penghargaan Adiwiyata tingkat propinsi Riau tahun 2015. Ada dua sekolah dari 25 sekolah yang di Meranti yang dinilai layak untuk mengikuti penghargaan Adiwiyata Tingkat Provinsi Riau. Kedua sekolah itu, yakni SMA Negeri 1 Tebingtinggi dan SMK Negeri 1 Tebingtinggi.

Kasubbid Evaluasi dan Amdal Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kepulauan Meranti, Raja Yusran Jumat (13/3), mengatakan, bahwa dua sekolah tersebut layak untuk ikut bersaing di tingkat propinsi  karena sekolah tersebut merupakan sekolah yang berhasil memperebutkan penghargaan Adiwiyata tingkat Kabupaten Kepulauan Meranti tahun lalu.

Dia juga menegaskan bahwa saat ini telah banyak kemajuan yang terjadi pada ke dua sekolah tersebut menjelang dilakukan penilaian.

Dia menambahkan bahwa penilaian Adiwiyata bukan sekadar sekolah itu indah. Penilaian di bidang administrasi, dokumen, serta tampilan fisik sekolah juga menjadi kategori penting. Bahkan BLH juga akan terus mematangkan koordinasi dengan pihak sekolah serta membantu di bidang administrasi, dokumentasi, serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti rumah kompos.

“Tahun ini ada 2 sekolah  tingkat SMA/SMK yang ikut bersaing di  tingkat propinsi dimana ke 2 sekolah tersebut sudah kita akomodasikan untuk persiapan menuju Adiwiyata tingkat propinsi. Dimana BLH juga sudah membangun 2 unit rumah kompos, dan fasilitas penunjang lainnya. Tinggal bagaimana persiapan sekolah kedepannya,” ungkap Raja.

Komponen untuk bisa meraih Adiwiyata meliputi beberapa hal menyangkut kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

Sementara itu, Penanggung Jawab Adiwiyata SMA Negeri 1 Tebingtinggi, Fadillah SSi, menuturkan bahwa dalam penilaian Adiwiyata ini dimulai dari ruang kelas, dimana ruang kelas tersebut merupakan partisipasi yang besar dalam menunjang program Adiwiyata ini.

Sedangkan penilaian paling menonjol dari program Adiwiyata adalah kreativitas siswa dalam memaksimalkan dan pemanfaatan sampah menjadi barang yang berguna, termasuk keterlibatan 70 persen warga sekolah.

“Sejumlah kegiatan ramah lingkungan sudah kami tanamkan di sekolah kami, misalnya pemilahan sampah organik, kertas dan plastik. Selain pemilahan, sekolah dituntut untuk dapat mengolah beragam sampah sehingga menjadi sesuatu yang berhasil guna,” jelasnya.(adv/humas)