Ketua DPR Minta Kemenkominfo Blokir Situs Berkonten Hoaks

Ketua DPR Minta Kemenkominfo Blokir Situs Berkonten Hoaks

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Seosatyo meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memblokir situs-situs yang mengandung konten hoaks atau berita bohong.

"Saya minta Kemenkominfo memblokir situs yang mengandung konten-konten hoaks, mengingat sebentar lagi Indonesia akan melaksanakan Pemilu 2019," kata Bamsoet, begitu dia akrab disapa dalam merespon banyak banyak beredar konten hoaks di internet, Jumat (8/2/2019).

Berdasarkan data Kemenkominfo, selama Januari 2019, terdapat 175 konten hoaks dari beragam isu yang menyebar di internet dan media sosial, dan 81 konten di antaranya adalah hoaks terkait isu Pemilu. Rata-rata konten hoaks 4-6 konten perhari.


Karena itulah, Bamsoet meminta Kemenkominfo untuk terus meningkatkan pengawasan terhadap konten-konten hoaks yang ada di internet dan media sosial, serta memblokir situs yang mengandung konten-konten hoaks tersebut.

Bamsoet juga meminta Kemenkominfo untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai literasi digital sebagai salah satu upaya untuk menangkal hoaks tersebut.

Kemudian Bamsoet juga meminta Komisi I DPR bersama Kemenkominfo untuk menginisiasi pembentukan regulasi secara detail mengenai hoaks di internet dan media sosial, guna meminimalisir adanya konten-konten hoaks di internet dan media sosial yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial.

Politisi dari Partai Golkar itu juga mengimbau masyarakat untuk terhasut oleh isu hoaks ataupun ujaran kebencian serta lebih kritis dalam membaca dan menerima informasi yang disebarkan melalui media sosial dan internet.

"Saya mengimbau masyarakat untuk lebih kritis dalam membaca dan menerima informasi, terutama dari internet dan media sosial, seperti dengan lebih memperhatikan judul, alamat situs atau sumber berita, data yang disebutkan, keaslian foto, serta legitimasi konten dari berita terkait, guna mencegah masyarakat terhasut oleh isu hoaks ataupun ujaran kebencian," ajak Bamsoet.

Reporter: Syafril Amir