Berikut Fakta-fakta Terbaru Jatuhnya Lion Air PK-LQP

Berikut Fakta-fakta Terbaru Jatuhnya Lion Air PK-LQP

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Tim SAR gabungan kembali melanjutkan proses evakuasi pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh dengan mengerahkan 869 personel. Dalam proses evakuasi itu, Tim SAR menangkap sinyal ping cokcpit voice recorder (CVR) black box Lion Air PK-LQP meski lemah. 

Temuan itu, membuat pencarian difokuskan satu titik yaitu pada lokasi titik CVR terdeteksi. CVR black box diduga tertimbun lumpur dasar laut.

"Intinya, kami cari kami petakan, sehingga itu jaraknya sekitar 52 meter (dari penemuan titik awal terdeteksi adanya CVR)," ujar Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Brigjen TNI Nugroho Budi Wiryanto dalam jumpa pers di JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (3/11/2018).


Pencarian Lion Air kini telah memasuki hari keenam. Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada, Senin (29/10). Pesawat nahas itu membawa penumpang dan kru sebanyak 189 orang.

Berikut fakta-fakta terbaru yang dihimpun hingga kini:

1. Sinyal CVR Black Box Terdeteksi

Tim SAR mendeteksi sinyal ping cokcpit voice recorder (CVR) black box Lion Air PK-LQP, meski lemah. Lokasi CVR diduga berada di 52 meter dari titik awal deteksi. CVR black box diduga tertimbun lumpur dasar laut.

Rencananya, pencarian CVR akan difokuskan besok. 

"Intinya, kami cari kami petakan, sehingga itu jaraknya sekitar 52 meter (dari penemuan titik awal terdeteksi adanya CVR)," ujar Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Brigjen TNI Nugroho Budi Wiryanto dalam jumpa pers di JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (3/11/2018).

2. Mesin, Turbin, Hingga Bodi Pesawat Terdeteksi

Tim SAR menemukan dua mesin turbin dan dua roda pesawat. Turbin dan roda pesawat pertama telah diangkat sore tadi dan kini tengah dalam perjalanan dibawa ke posko JICT 2. Roda pesawat merupakan 

Sementara, turbin dan roda pesawat kedua belum diangkat. Lokasi penemuan tak jauh dari turbin pertama yang sudah telah diangkat sore tadi. 

"Namun belum terangkat, tapi kami sudah liat lewat ROV, kemudian bagian bagian yang lain juga," ujar Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Brigjen TNI Nugroho Budi Wiryanto di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (3/11/2018).

Posisi bodi pesawat juga telah terdeteksi hari ini. Kondisi bodi diketahui rusak dan tercecer di dasar laut.

"Ini badan pesawatnya belum diangkat, tapi masih dikoordinasikan antarpenyelam karena katanya kondisinya sudah rapuh. Kalau diangkat, mungkin sudah tidak bisa utuh lagi sehingga sekarang ini masih dirapatkan di sana," kata Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono kepada wartawan di Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (3/11/2018).

3. Tiga Jenazah Teridentifikasi

Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polri mengidentifikasi 3 lagi korban pesawat Lion Air PK-LPQ yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Tiga korban itu atas nama Endang, Wahyu, dan Fauzan.

"Hari ini kita akan bacakan hasil rekonsiliasi pada hari ini Sabtu 3 November 2018 berdasarkan sidang khusus di RS Polri, Tim DVI berhasil identifikasi, ada 3 body part yang dinyatakan teridentifikasi," ujar Kepala Operasi Tim DVI Kombes Lisda Cancer di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (3/11/2018).

Masing-masing jenazah teridentifikasi melalui rekam medis hingga dari properti korban. Berikut nama-nama korban yang teridentifikasi:

1. Endang Sri Bagusnita, Perempuan, usia 20 tahun. Alamat: Perum Kedaung Mess B PT Angsa Daya RT/RW. 001-008, Tanggerang, Banten. Teridentifikasi melalui sidik jari dan medis.

2. Wahyu Susilo, laki-laki usia 31 tahun. Alamat: Trucuk Kabupaten Klaten, identifikasi melalui dari sidik jari medis dan properti jaket.

3. Fauzan Azima, laki-laki usia 25 tahun. Alamat: Balai Masiro, Sumatera Barat melalui medis sidik jari.

4. Ada Residu Garam di Memory Card FDR Black Box

Tim SAR pada Kamis (1/11) telah menemukan Flight Data Recorder (FDR) black box Lion Air PK-LQP dalam kondisi basah dan terbelah dua. Usai dikeringkan dengan oven, ternyata terdapat residu garam atau sisa kotoran dari air laut dalam memory card.

"Ternyata kita temukan ada residu garam. Yang di lingkar kuning ini ada residu garam. Hal ini sedang kita proses dibersihkan sehingga untuk transmisi dari memory untuk diambil data dapat berjalan baik," ujar Ketua Subkomite Kecelakaan Penerbangan KNKT Capt Nurcahyo Utomo saat jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Sabtu (3/11/2018).

Saat ini, KNKT masih berupaya untuk membersihkan memory card tersebut. Rencananya, KNKT akan men-download data FDR black box besok usai dibersihkan. 

"Kami harapannya (FDR) besok bisa di-download. Yang kita perhatikan adalah data di memory card jangan kehapus. Yang kita jaga data di dalam jangan sampai rusak," kata Ketua Subkomite Kecelakaan Penerbangan KNKT Capt Nurcahyo Utomo saat jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Sabtu (3/11/2018).

5. Satu Penyelam Tewas 

Seorang penyelam meninggal dunia saat proses pencarian Lion Air PK-LQP di perairan Karawang, Jawa Barat. Penyelam yang tewas diketahui bernama Syachrul Anto.

Syachrul diketahui meninggal dunia pada Jumat (2/11) karena mengalami dekompresi. Dia sempat dibawa ke RSUD Koja setibanya di Dermaga JICT Tanjung Priok. Saat dibawa ke RS Koja, kondisi Syachrul sudah tidak sadarkan diri.

"Dibawa sekitar pukul 21.30 WIB ke Dermaga JICT pakai kapal Pertamina Victory, karena fasilitas victory kan lengkap. Kemarin daripada makan waktu kita pakai Victory ke JICT. habis itu langsung dibawa ke RSUD Koja, tapi dinyatakan meninggalnya pukul berapa tepatnya kita nggak ada data. Terus sekarang dibawa ke rumah duka di Surabaya," ujar Leader Indonesia Rescue Diver Team, Bayu Wardoyo, di Dermaga JICT, Sabtu (3/11/2018).

Syachrul memang kerap mengikuti misi kemanusiaan bersama Basarnas. Dia merupakan penyelam yang berada di bawah koordinasi Basarnas.

Bayu menyebut Syachrul juga mengikuti proses evakuasi AirAsia yang jatuh di Pangkalan Bun, perairan Kalimantan. Baru-baru ini ia juga turut membantu Basarnas dalam proses evakuasi korban gempa bumi Palu.

"Dia yang terlibatnya banyak, di AirAsia pernah, sebelum-sebelumnya dia banyak yang darat juga. Waktu di AirAsia, dia join. Dia salah satu orang yang cukup lama. Itu hampir tiga minggu. Dia salah satu orang yang paling banyak angkat jenazah malah," ucapnya.

"Sebelum ini, dia habis dari Palu. Dia dari hari pertama kejadian dia di Palu. Karena dia tinggal di Makassar, dia langsung berangkat ke Palu," lanjut Bayu.