Dirut PLN Buka Suara Soal Kerugian Rp18 Triliun

Dirut PLN Buka Suara Soal Kerugian Rp18 Triliun

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir akhirnya buka suara terkait dengan kerugian Rp18 triliun yang dialami perusahaannya.

Berdasarkan keterbukaan informasi, PLN hingga kuartal III-2018 menderita kerugian hingga Rp 18,48 triliun. Catatan ini berbanding terbalik dengan periode yang sama di 2017 yang mana PLN berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 3,05 triliun.

Namun, Sofyan mengungkapkan bahwa rugi yang dimaksud adalah hanya sebagai rugi pembukuan atau belum menjadi beban bagi PLN.


"Bukan rugi riil, rugi pembukuan. Kan beda rugi usaha sama rugi keuangan, rugi usaha itu misalnya kita beli 10, juak 8, itu rugi dua," kata Sofyan di Komplek Istana, Jakarta Pusat, Rabu (31/10/2018).

Kerugian yang tercatat dalam keuangan PLN pada kuartal III-2018, hanya karena selisih kurs pada utang dalam dolar Amerika Serikat (AS). Dia meyakinkan bahwa secara operasional BUMN listrik masih untung dan masih memiliki likuiditas yang kuat.

"Yang tadi saya bilang rugi pembukuan itu kan ada kita punya utang misalnya utang dolar, hari ini kan nggak dieksekusi utangnya, nggak dilunasi kan cuma ada selisih kurs maka kita bukukan kerugian, kamu punya utang US$ 1 juta sekarang bayarnya 20 tahun lagi, waktu dolar naik utang kamu di kurs rupiah akan naik, tapi belum jadi beban, itu bedanya, jadi nggak perlu panik, jadi tidak riil," jelas dia.

Untuk mengantisipasi kerugian pembukuan, Mantan Bos BRI ini telah melakukan reprofiling atau penyesuaian profil pinjaman jatuh tempo.

Dia menceritakan, dari utang jatuh tempo yang dekat kembali tenornya diperpanjang. Bahkan, PLN pun kata Sofyan masih memiliki keuangan yang surplus.

"Kemarin dapat euro bond 7 tahun US$ 500 juta, US$ 500 juta lagi 10 tahun, US$500 juta lagi 30 tahun. Jadi kita dapat US$1,5 miliar buat memperpanjang atau reprofiling sehingga cashflow kita sangat kuat, dan likuiditas masih surplus sekitar US$500 juta, jadi keuangan PLN tidak memiliki masalah, kewajiban akan diselesaikan," ungkap dia.