Laporan Langsung Ian Tanjung dari Palu

Relawan Riau Care Indonesia Temukan Korban Tsunami Telantar Selama 12 Hari

Relawan Riau Care Indonesia Temukan Korban Tsunami Telantar Selama 12 Hari

RIAUMANDIRI.CO, PALU - Memasuki hari ke-8 berada di Sulawesi Tengah, tepatnya di Kota Palu, tim relawan Riau Care Indonesia (RCI) memfokuskan kepada aksi pengobatan dan pemeriksaan gratis terhadap para korban gempa dan tsunami, baik yang berada di posko-posko pengungsian maupun langsung ke rumah-rumah warga.

Hal ini dilakukan mengingat ketika tim menyalurkan bantuan banyak diperoleh informasi tentang korban-korban yang menderita sakit yang belum tertangani oleh tenaga medis.

Pada hari Selasa (9/10/2018), seperti dilaporkan langsung Ketua RCI Ardiansyah Tanjung (Ian Tanjung) dari Kota Palu, tim relawan RCI berkeliling di sekitar Kota Palu, di antaranya ke lokasi pengungsian di Stadion Gawalise, Kota Palu.


Pada titik ini ditemukan sebanyak 22 kepala keluarga yang mengungsi di sini. Hampir sebagian besar menderita sakit. Kondisi tempat pengungsian sangat tidak layak. Mereka hanya tidur di emperan stadion, tanpa ada terpal dan tenda, begitu juga fasilitas MCK (mandi, cuci dan kakus) yang memprihatinkan.

Di sini tim RCI memberikan bantuan terpal, melakukan pengobatan dan pemeriksaan kesehatan serta pendataan untuk selanjutnya akan diberikan penanganan lebih lanjut.

Para pengungsi yang berada di sini merupakan warga Perumnas Balaroa, yang tempat tinggal mereka "hilang" tertimbun lumpur ketika terjadi gempa.

Selain melakukan pengobatan keliling, tim relawan RCI juga memberikan trauma healing sederhana terhadap anak-anak dan memberikan hadiah makanan-makanan kecil bagi mereka agar bisa melupakan trauma dan ketakutan mereka karena bencana lalu.

Berlanjut ke Sigi

Selanjutnya pada Rabu (10/10/2018), pengobatan gratis dilanjutkan ke Kabupaten Sigi. Ada sekitar empat titik dilakukan pengobatan. Semuanya berada di Desa Sidondo 1, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.

Di sini para korban gempa juga banyak ditemukan menderita sakit, terutama luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan, hipertensi dan alergi pernafasan.

Ketika sedang melakukan pengobatan di salah satu posko pengungsian yang berada di rumah Kepala Desa Sidondo 1, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, relawan RCI juga mendapatkan laporan bahwa ada seorang warga korban tsunami yang sedang kritis di salah satu rumah warga dan sudah telantar selama 12 hari karena belum mendapatkan pertolongan medis.

Ketua RCI, Ian Tanjung bersama dr Mujaddid Abdi langsung mendatangi lokasi rumah yang terletak di lorong lapangan desa yang sama.

Saat ditemui, warga yang bernama Fitriani Syam (45 tahun) terlihat hanya tergeletak di teras salah satu rumah warga. Dia sama sekali tidak bisa menggerakkan badan, karena terasa sangat sakit.

Dari hasil pemeriksaan dr Mujaddid Abdi, diketahui banyak terdapat luka di sekujur tubuhnya dan diduga mengalami trauma tulang belakang, sehingga harus cepat ditangani secara intensif di rumah sakit.

"Ini harus cepat dibawa ke rumah sakit, harua dirontgen untuk mengetahui kondisi dalam tubuh pasien," ujar dokter yang biasa dipanggil dr Acid ini.

"Kita tidak bisa menduga-duga apa yang diderita ibu ini, harus dibawa ke Rumah Sakit," sambung dokter yang biasa bertugas di RS Amelia, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau ini.

Ketua RCI segera bergerak cepat untuk menghubungi beberapa rumah sakit dan Posko Induk As-Sunnah untuk pengadaan mobil ambulans.Bekerjasama dengan Posko Induk As-Sunnah akhirnya tim RCI berhasil melakukan evakuasi terhadap Fitriani Syam, tepat pukul 20.00 Wita, ke Kapal Republik Indonesia (KRI) Suharso yang merupakan Rumah Sakit berjalan milik Angkatan Laut Indonesia.