Viral Video Paspampres Larang Pose Dua Jari di Depan Jokowi, Ini Penjelasannya

Viral Video Paspampres Larang Pose Dua Jari di Depan Jokowi, Ini Penjelasannya

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Beredar viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang anggota Paspampres memperbaiki pose 2 jari seorang mahasiswa di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono memberi penjelasan.

Dalam video yang viral, Jokowi tampak dikerumuni banyak orang yang berebut untuk berfoto. Dua anggota Paspampres berjaga. Seorang pria berjas almamater mahasiswa tampak berpose di depan Jokowi dengan menunjukkan 2 jari. Anggota Paspampres yang berkacamata hitam lalu memegang tangan mahasiswa yang berpose 2 jari dan mengubahnya jadi acungan jempol. 

Seperti diketahui, Jokowi merupakan capres petahana dengan nomor urut 01. Sedangkan lawannya, yaitu Prabowo Subianto, memiliki nomor urut 02. 


Suhartono mengatakan video viral itu memperlihatkan suasana saat Jokowi menghadiri undangan dies natalis ke-66 Universitas Sumatera Utara dan disambut oleh mahasiswa. Para mahasiswa yang ingin berfoto juga berteriak histeris. 

"Berbagai teriakan itu, antara lain 'lanjutkan...' sambil acungkan satu jari, ada juga yang bilang 'Pak Jokowi dua periode, Pak... !' sembari mengacungkan dua jarinya," kata Suhartono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/10/2018). 

Melihat aksi mahasiswa itu, anggota Paspampres bertindak spontan. Menurut Suhartono, anggota Paspampres juga mengingatkan mahasiswa. 

"Aksi warga dan mahasiswa tersebut membuat anggota Paspampres spontan mengimbau salah satu warga yang berada di dekatnya sambil berkata, 'Kalau mau foto, tidak usah berteriak-teriak dua periode dan juga tidak usah acungkan jari-jarinya,'" jelasnya. 

Suhartono menyebut anggotanya melakukan itu karena kampus seharusnya bebas dari politik praktis. Jokowi juga hadir sebagai presiden, bukan capres.

"Anggota Paspampres tersebut berpikir kampus bukan tempat berpolitik praktis dan kehadiran Presiden untuk menghadiri undangan resmi, sehingga tidak elok jika ada kegiatan yang bernuansa politik," ungkap Suhartono.