PKL Jalan Teratai tak Kunjung Ditertibkan, Integritas Satpol Dipertanyakan

PKL Jalan Teratai tak Kunjung Ditertibkan, Integritas Satpol Dipertanyakan

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru T Azwendi Fajri menanyakan integritas Satuan Polisi Pamong Praja Pekanbaru yang hingga saat ini tak kunjung menertibkan pedagang kaki lima di Jalan Teratai sekitarnya.

"Kasatpol ini serius apa tidak menyelesaikan masalah penertiban PKL ini? Kalau tidak tegas dan tidak mampu, silahkan mundur saja. Jangan janji-janji saja pembuktiannya tak ada. Kita kuga tanyakan integritasnya," cetus Azwendi, Senin (17/9).

Jika memang Satpol PP tidak serius dalam persoalan penertiban PKL, Azwendi akan meminta Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Pekanbaru membentuk tim yustisi baru, bergabung dengan aparat kepolisian dan dinas pasar.


"Dari kemarin-kemarin sudah saya katakan, tak ada aturan yang membolehkan PKL berjualan memakai badan jalan. Laporan warga sudah banyak karena dampaknya, selain dari pengguna jalan juga bagi warga tempatan. Alasan apalagi Satpol kok belum menertibkannya, personil sudah cukup. Kalaupun kurang kita minta bantuan dari aparat Polri. Sekali lagi saya katakan, kalau tidak tegas dan tidak mampu silahkan mengundurkan diri," ulang Azwendi.

Tokoh pemuda, RW 1,2 dan 3, di lingkungan Pasar Senapelan, Kelurahan, Padang Bulan, Kecamatan Senapelan, Armansyah mengatakan, sudah sangat kesal dengan belum ditertibkannya PKL yang berjualan di wilayah mereka.

Menurut dia, banyak dampak negatif yang muncul karenanya. Selain menggangu arus lalulintas, aktifitas PKL juga menjadi salahsatu pemicu tersumbatnya drainase yang ada.

"Satpol PP tidak serius, kalau serius persoalan ini sudah lama selesai. Kami sudah sangat kesal dengan keberadaan PKL itu, selain macet 75 persen drainase yang ada di daerah ini sudah tersumbat. Akibat PKL membuang sisa dagangan seperti sayur ke dalam parit. Kami sudah buat surat ditujukan ke DPRD Komisi II, minta pertanggungjawaban Pemko, tenbusannya ke Kejati," cetusnya.

Armansyah juga meminta Satpol PP untuk memprioritaskan masalah PKL, bukan hanya sibuk menertibkan panti pijit. Karena sangat disayangkan gedung pasar higienis yang dulunya merupakan Sekolah Dasar setelah dibangun tapi tak bermanfaat.

"Kondisinya sekarang sudah semakin parah saja. Mulai pagi sampai petang, tak bisa kita jalan di situ, harus menabrak-nabrak orang lain baru bisa lewat. Tak ada guna itu Pasar Higienis dibangun, hanya menghabiskan anggaran saja. Itu dibangun pakai uang rakyat bukan pakai uang pribadi walikota, fungsikanlah. Sekolah dikorbankan tapi tak ada guna," cetus Armansyah, atau yang akarab disapa Man Anggrek.

Warga tempatan juga meminta Pemko melalui OPD terkait menyikapi persoalan yang sudah menahun. Sebab mereka menilai para pedagang yang berjualan di sekitar Jalan Teratai bukanlah merupakan warga tempatan tapi dari warga lain. Hanya sekitar 1 persen saja, warga tempatan yang berjualan sedangkan 65 persen pedagang berasal dari Sumatera Utara. Sisanya dari warga lain yang jelas bukanlah dari warga tempatan di sekitar Jalan Teratai.

Reporter: Suherman



Tags Pekanbaru