Laporan Langsung Nurmadi dari Makkah

Jelang Puncak Haji 1439 H, Ini Jadwal JCH Selama Berada di Armuzna

Jelang Puncak Haji 1439 H, Ini Jadwal JCH Selama Berada di Armuzna

RIAUMANDIRI.CO, MAKKAH - Menjelang masuknya puncak haji pada tanggal 9-12 Zulhijah 1439 Hijriah atau 20-24 Agustus 2018, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah, memberikan pemantapan terhadap seluruh Jamaah Calon Haji Indonesia (JCH), termasuk untuk JCH asal Riau.

Wartawan Riaumandiri.co Nurmadi


Pemantapan persiapan puncak haji ini diberikan agar seluruh jamaah mengetahui bagaimana pelaksanaan puncak haji, termasuk kondisi yang akan dihadapi di Padang Arafah, Mina dan Musdalifah (Armuzna). 

Kepala TPIH Riau, Herman Gani, seperti dilaporkan wartawan Riaumandiri.co Nurmadi langsung dari Makkah, menjelaskan, seluruh JCH Indonesia termasuk Riau akan menuju Arafah pada tanggal 8 Zulhijah, satu hari sebelum wukuf. Dan pemantapan Armuzna dilakukan dengan mengadakan pertemuan antara setiap Sektor Daker Makkah dengan Kloter dan Maktab.  

“Jadi dari pemantapan itu, surah ditetapkan dimana saja nanti pemondokan JCH kita. Dan juga disepakati bahwa JCH akan bergerak menuju Armuzna. 8 Zulhijah pukul 10.00 WAS. Diharapkan kepada JCH membawa barang ke Armuzna seperlunya saja. Insyaallah selama di Armuzna, segala akomodasi JCH ditanggung pihak Maktab,” jelas Herman, Jumat (10/8/2018).

Dijelaskan Herman, puncak haji tersebut ada di Padang Arafah, di mana prosesinya yakni wukuf ke Arafah. Dimulai dengan memakai pakaian ihram dari hotel dan memasang niat ihram untuk Haji. Dari pemondokan JCH langsung menuju haji. 

“Demi kelancaran pelaksanaan prosesi Armuzna yang merupakan puncak haji, seluruh JCH diharapkan mematuhi segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Dan pada puncak hajinya itu seluruh jamaah dari penjuru dunia akan berkumpul di Padang Arafah, pada tanggal 10 Zulhijah,” jelas Herman. 

“Dan sangat tidak dianjurkan untuk melakukan haji tarwiyah, yaitu dari pemondokan menuju Minah pada 8 Zulhijah, kemudian setelah Salat Subuh, 09 Zulhijah menuju Arafah sebelum tergelincir matahari. Kalaupun ada jamaahnya diminta untuk mendaftar terlebih dahulu. Sampai saat ini JCH Riau belum mencapai 200 jamaah,” tambahnya. 

Di Armuzna, diperkirakan jamaah berada selama 3 malam dan 4 hari. Selain puncaknya di Padang Arafah 10 Zulhijah, dilanjutkan dengan melontar Jamarat. Dan diantara waktu melontar jamarat, JCH tidak boleh keluar dari tenda untuk melontar pada waktu waktu yang dilarang. 

“Jadi pihak Maktab akan menyediakan serine lampu merah untuk peringatan bagi jemaah. Bila Lampu merah menyala dan berbunyi maka jemaah dilarang keluar tenda. Ini untuk menghindari penumpukan yang terjadi saat melontar. Setelah selesai puncak haji di Arafah kembali melanjutkan tawaf di ka’bah,” ungkap Herman. 

Untuk diketahui, jumlah JCH asal Indonesia sampai saat ini masih menjadi salah satu negara jamaah terbanyak, yakni mencapai 221.000 jamaah. Sedangkan untuk JCH asal Riau mencapai 5050 jamaah. Dan diperkirakan pada puncak haji 3 juta lebih jamaah dari seluruh penjuru dunia akan berada di padang Arafah dengan tanggal yang sama 10 Zulhijah. 


Reporter: Nurmadi