Teror Molotov Kembali Terjadi di Pekanbaru, Dewan: Jika Tak Mampu, Polresta Minta Bantuan Densus 88

Teror Molotov Kembali Terjadi di Pekanbaru, Dewan: Jika Tak Mampu, Polresta Minta Bantuan Densus 88
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Jajaran kepolisian di Riau khususnya Polresta Pekanbaru diminta serius mengungkap aksi teror bom molotov yang terjadi di Kota Pekanbaru. Pasalnya, sejumlah aksi teror yang terjadi, tidak satu pun terungkap. Jika tak mampu, Polresta Pekanbaru bisa meminta bantuan Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri untuk mengungkap kasus ini.
 
Seperti yang terjadi pada tahun 2017 lalu. setidaknya ada tiga kasus molotov yang terjadi. Yakni, rumah Pelaksana Harian Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Pekanbaru, Shanti Rahmayanti yang beralamat di Jalan Serayu Gang Meranti, pada akhir Agustus 2017.
 
Berikutnya, kediaman anggota DPRD Riau, Supriati di Jalan Dwikora Kelurahan Sukamaju, yang menjadi sasaran pelaku teror, Selasa, 3 Oktober 2017 dini hari.
 
Sepuluh hari berselang, kejadian serupa kembali terjadi. Yang menjadi korbannya adalah Nurhasim. Mobil milik pengurus Lembaga Adat Melayu Kota Pekanbaru, Nurhasim, menjadi sasaran aksi teror dengan menggunakan bom molotov. Akibatnya, mobil Toyota Avanza milik pria 70 tahun yang terparkir di depan rumahnya di Jalan Utama Perumahan Kulim Indah, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, hangus terbakar.
 
Teranyar, kejadian yang menimpa seorang warga yang memiliki konter handphone di Jalan Durian Pekanbaru, Selasa (27/3/2018) malam.
 
Dari tiga rangkaian kejadian tersebut, hingga kini belum ada yang berhasil diungkap pihak kepolisian, baik nama pelaku maupun motif yang digunakan pelaku. Proses penyidikan yang dilakukan masih berkutat dengan pengumpulan dan identifikasi barang bukti.
 
Terkait hal ini, Wakil Ketua Komisi I DPRD Riau Taufik Arrakhman yang juga merupakan legislator asal Kota Pekanbaru meminta pihak kepolisian untuk serius mengungkap aksi teror molotov ini. Menurutnya, hal ini bukan lah suatu hal yang sulit diungkap, mengingat anggota Polri sudah mendapat pelatihan khusus untuk menyelesaikan masalah ini.
 
"Karena pelatihan yang diberikan negara kepada kepolisian, ini kita yakini masalah ringan khususnya polisi di Riau. Kami ingin ketegasan dari pihak kepolisian bisa mengungkap ini, minimal pelakunya dan motifnya. Kalau ini, kesannya hilang begitu saja begitu saja kondisinya," ungkap Taufik kepada Riaumandiri.co.
 
"Kita minta, khususnya saya pribadi masyarakat Pekanbaru, keseriusan Polda Riau untuk menangani. Karena kita yakin kepolisian punya kemampuan mengungkap ini," sambung politisi Gerindra) itu.
 
Permintaan Taufik itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, selama ini Polda Riau dan jajaran berhasil membantu mengungkap sejumlah kasus besar, seperti mengamankan terduga terorisme yang ada di Riau. Sangat miris, katanya, bila kasus bom molotov ini tidak mampu diungkap.
 
"Jangankan (aksi bom molotov) ini, teroris aja bisa ditemukan dengan waktu singkat. Ini kan sudah masuk unsur teror. Kalau memang perlu, minta bantuan Densus 88 Mabes Polri," ujar Taufik.
 
Masih dikatakan dia, kondisi seperti ini tidak bisa terus dibiarkan. Jika polisi tidak mampu mengungkap, dikhawatirkan akan menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat. Terkhusus bagi korban, bisa saja memiliki keinginan balas dendam, sehingga hukum rimba yang berlaku.
 
"Masyarakat yang diteror itu punya rasa. Mungkin mau balas dendam atau apa. Akhirnya hukum tidak bisa ditegakkan di daerah kita. Akhirnya hukum Rimba yang berlaku, karena dia diteror dan punya keinginan ketika dia mendengar orang yang menerornya si A, si B," sebutnya.
 
Selain itu, dengan adanya aksi teror molotov ini, Taufik menyebut akan menimbulkan efek domino terhadap kehidupan masyarakat khususnya yang ada di Kota Pekanbaru. 
 
"Dampaknya, memberi rasa tidak nyaman kepada pihak-pihak lain. Dan itu tentu mengganggu iklim investasi, bisa juga iklim politik. Kita saling curiga dan ini bisa digiring kemana-mana," sebutnya.
 
"Kita minta serius la Polda Riau, khususnya Polresta Pekanbaru. Kita sangat percaya Polda Riau mampu memecahkan masalah ini. Sekarang tinggal keseriusan. Ini (sebenarnya) masalah remeh bagi bagi Polda Riau untuk menyelesaikannya," katanya menutup.
 
Reporter: Dodi Ferdian
Editor: Rico Mardianto