Resmi Dukung Andi-Suyatno, PDIP Riau Tak Pernah Akui Rekom untuk HAYO

Resmi Dukung Andi-Suyatno, PDIP Riau Tak Pernah Akui Rekom untuk HAYO
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Riau, Kordias Pasaribu, tidak mengakui adanya surat rekomendasi untuk pasangan HM Harris-Yopi Arianto (HAYO) sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Riau. 
 
Dikatakannya, rekomendasi yang sebenarnya adalah rekomendasi yang telah ditetapkan dan diumumkan secara resmi oleh Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri.
 
"Saya mengomentari dari dulu kan (terkait) keluar rekomendasi yang diumumkan untuk hari ini (kemarin,red). Saya tidak pernah mengklarifikasi soal rekomendasi rekomendasi sebelumnya," ungkap Kordias Pasaribu kepada riaumandiri.co melalui sambungan telepon, Ahad (17/12/2017).
 
Adapun surat rekomendasi yang tidak diakui itu, adalah surat yang dikeluarkan DPP PDIP, dengan Nomor : 3357/IN/DPP/X/2017 tertanggal 12 Oktober 2017, yang ditujukan kepada Ketua DPD PDIP Riau di Pekanbaru. Surat tersebut ditandatangani Ketua DPP PDIP Bambang DH dan Sekretaris DPP PDIP Hasto Kristiyanto.
 
"Saya pastikan bahwa keputusan yang telah diambil dan diumumkan DPP secara resmi tentu itu final. Rekomendasinya juga sudah ditandatangani Ibuk Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri, red) langsung," lanjut Kordias.
 
Dengan telah keluarnya rekomendasi untuk Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno itu, kata Kordias, seluruh kader wajib untuk mematuhinya. Akan ada sanski tegas di dalam mekanisme partai, jika ada kader yang coba-coba membangkang. 
 
"PDIP kan partai komando. Sudah keluar rekomendasi dari Bu Mega, itu sudah tegak lurus. Tidak ada lagi tawar menawar. Seluruh kader wajib mematuhi. Sudah ada mekanisme partai semua, setiap kader partai yang tidak mematuhi aturan, ada mekanismenya itu," tegas Kordias yang juga merupakan Wakil Ketua DPRD Riau itu.
 
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam proses Pilkada ini, pihaknya tidak saja ingin memenangkannya, melainkan dengan mengedepankan etika politik yang santun. 
 
"Etika berpolitik juga harus ditonjolkan di sini, dilarang keras kita mempergunakan pilkada ini dengan menghalalkan segala cara untuk. Ini harus betul-betul (pertaringan) ide, gagasan, pemikiran-pemikiran untuk memajukan daerah Riau ini," sebutnya.
 
"Jadi jangan memunculkan isu-isu yang memecah belah, yang mengdiskriditkan orang-orang. Ini harus menjadi ajang yang baik untuk Riau ke depan," sambungnya menegaskan.
 
Dia pun mengatakan pengambilan keputusan oleh partainya bertujuan untuk mencari pemimpin yang mampu mensejahterakan rakyatnya. Tidak hanya untuk satu daerah saja, melainkan secara luas untuk Indonesia.
 
"Seperti dikatakan Ibu Ketua Umum tadi, memilih gubernur, kepala daerah itu tidaklah sulit. Yang sulit itu adalah mencari pemimpin yang mampu di dalam menterjemahkan kebutuhan masyarakat, mampu memberdayakan masyarakat dan sumber daya alam untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Harus amanah. Harus busa melihat Indonesia yang dulu, sekarang, dan masa yang akan datang. Karena negara Indonesia ini bukan hanya untuk kita saja, sampai ke cucu-cucu kita kelak," pungkasnya. ***
 
 
Reporter : Dodi Ferdian
Editor      : Mohd Moralis