Bupati Rohil Sesalkan Aksi Mogok Dokter Spesialis

Bupati Rohil Sesalkan Aksi Mogok Dokter Spesialis

RIAUMANDIRI.co, BAGANSIAPIAPI - Bupati Rokan Hilir H Suyatno menyesalkan sikap sejumlah dokter spesialis yang bertugas di RSUD Dr Pratomo Bagansiapiapi yang melakukan mogok kerja sebagai bentuk protes tak dibayarnya dua bulan gaji intensif di tahun 2016 dan Januari sampai September 2017.

"Biarlah mereka mogok, kita sudah kasi pemahaman tapi mereka bandel. Inikan bermula pada tunjangan 2016 yang belum bisa dibayarkan sebanyak dua bulan. Kita sudah berikan solusi, di tahun 2017 ini kita upayakan, tapi mereka masih nuntut juga yang 2016 segera," kata Bupati Rohil H Suyatno kepada riaumandiri.co, Kamis (11/10/2017).

Dikatakan Suyatno, sejumlah tunggakan di tahun 2016 bisa dikatakan hampir secara global belum bisa dilunasi. Hal itu bukan saja dari bidang sentral kesehatan, tapi juga pendidikan dan pembangunan. Meski demikian Pemkab Rohil sampai saat ini masih mencari cara untuk mensiasati pembayaran tersebut.

"Semuanya belum dibayar, kalau kita bayarkan itu nanti apa kata yang lain, mereka juga pelayan masyarakat. Jam kerja mereka (para dokter spesialis, red) juga tidak penuh saya sering dapat pengaduan dari masyarakat jadi jangan begitulah. Coba kalau kita cek, jadi jangan begitu. Kasian masyarakat yang butuh pertolongan," ujar Suyatno kesal.

Dalam hal ini juga, jelas Suyatno lagi, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Riau telah menyampaikan ultimatum kepada setiap daerah yang mengalami kesulitan keuangan dapat tidak membayarkan tagihan tahun 2016. Dipandang perlu karena kondisi daerah saat ini tidak memungkinkan.

Tambahnya lagi, aksi mogok dan protes yang dilakukan oleh sejumlah dokter spesialis itu sangat mengkhawatirkan akan berdampak fatal pada pasien RSUD Dr Pratomo, diakui Bupati Rohil bahwa dirinya sudah mengantongi dua nama orang yang diyakini sebagai dalang penggeraknya.

Terkait dengan tindakan mogok yang dilakukan oleh beberapa oknum dokter spesialis RSUD Pratomo, Bagansiapiapi, Tri Buana Tungga Dewi selaku Dirut RSUD Pratomo membenarkan bahwa penyebab melakukan mogok tersebut disebabkan oleh tunjangan yang belum dibayarkan selama beberapa bulan.

Bahwa yang menjadi kendala hanya terkait pada tunjangan ataupun insentif yang belum dibayarkan oleh Pemkab Rohil.

"Itu hanya masalah tunjangan saja. Bukan gaji, kalau gaji pokok itu selalu kita bayarkan, bahkan tunjangan lain juga dibayarakan, hanya untuk tunjangan profesi saja belum," sebutnya.

Tri juga menyebutkan bahwa untuk tunjangan yang belum dibayarkan itu di tahun 2016 dua bulan dan 2017 ini masih proses dari bulan Januari hingga September 2017 dengan masing-masing dokter tersebut mendapatkan tunjangan sekitar 20 juta rupiah. ***


Reporter    : Joni Saputra
Editor         : Mohd Moralis