DBD Kembali Mewabah, DPRD Pekanbaru Minta Semua Pihak Peduli

DBD Kembali Mewabah, DPRD Pekanbaru Minta Semua Pihak Peduli
PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - DPRD Pekanbaru menghimbau agar semua kalangan tidak menyepelekan DBD, karena telah banyak merenggut korban jiwa. Padahal dewan sudah berkali-kali menghimbau masyarakat, agar mengantisipasi penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut.
 
"Tahun ini sudah ditargetkan tidak ada korban jiwa pada kasus DBD (zero kasus), namun kenyataannya masih terjadi. Kita harapkan ini menjadi perhatian bersama, terutama para orangtua harus respek atau semua kalangan," kata Sekretaris Komisi III DPRD Pekanbaru, Aidil Amri, Jumat (14/7).
 
Dari data yang dihimpun, dua orang warga meninggal dunia akibat DBD yakni, Nursabrina, Warga Jalan Setiabudi, Gang Gemuruh Kelurahan Pesisir, Kecamatan Lima Puluh, dan bayi laki-laki Meisal Zufano.
 
"Meninggalnya dua warga tersebut, masyarakat jangan menganggap sepele hal ini. Karena dampaknya menimbulkan penyesalan yang mendalam. Para orangtua harus belajar dari kejadian sebelumnya. Kita di DPRD tidak bosan-bosan meminta kepada RT dan RW, terus menggiatkan gotong royong di lingkungannya. Paling tidak sekali sebulan. Apalagi dalam cuaca tak menentu di Pekanbaru ini," ujar Aidil.
 
Pihaknya juga meminta agar warga melakukan 3M Plus yakni, menguras, mengubur, dan menampung air di tempat tertutup.
 
Lebih dari itu, politisi Demokrat tersebut juga meminta Diskes dan Puskesmas tetap menjalankan kewajibannya dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang DBD ini. Terutama masyarakat kurang mampu, kurang pendidikan dan masyarakat yang tinggal di pemukiman padat penduduk.
 
Yang ditekankan wakil rakyat lagi, mengenai penanganan pasien DBD, pihak rumah sakit harus memprioritaskannya. Baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Terutama masyarakat yang menggunakan BPJS.
 
"Jangan terlalu banyak prosedur. Tangani dulu, baru urus administrasi. Kita tekankan juga, rumah sakit jangan sampai tidak menerima pasien DBD ini. Prioritaskan penanganan pasien DBD,"imbuhnya.
 
Sesuai keterangan dari Diskes Pekanbaru, dalam kurun waktu Januari hingga akhir Juni 2017, sudah ada dua bocah yang meninggal dunia akibat DBD. Sementara jumlah kasusnya tercatat sebanyak 370 kasus.
 
Kecamatan Bukit Raya merupakan wilayah dengan kasus tertinggi mencapai 58 kasus. Disusul Kecamatan Marpoyan Damai dan Tampan masing-masing 49 kasus.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 15 Juli 2017
 
Reporter: Joni Hasben
Editor: Nandra F Piliang