Warga Tionghoa dari Berbagai Daerah Lakukan Ritual Cheng Beng di Selatpanjang

Warga Tionghoa dari Berbagai Daerah Lakukan Ritual Cheng Beng di Selatpanjang
SELATPANJANG (RIAUMANDIRI.co) - Menyambut hari raya Nyepi yang jatuh pada hari ini, Masyarakat Tionghoa dari berbagai daerah ramai berdatangan ke Selatpanjang untuk melaksanakan Cheng Beng atau sembahyang kubur. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya.
 
Dimanapun berada, warga Tionghoa Selatpanjang biasanya pulang ke tempat asalnya untuk melaksanakan sembahyang kubur karena keluarga yang sudah meninggal dunia dan dikuburkan di Selatpanjang seperti di kawasan Kuburan Cina, Kampung Baru, dan Kecamatan Tebingtinggi. Kegiatan ini merupakan budaya dan kepercayaan sejak turun-temurun dari nenek moyang mereka.
 
Jadi tak heran jika tiba hari pelaksanaan sembahyang kubur, Selatpanjang diserbu warga Tionghoa yang pulang kampung untuk menunaikannya peribadatan tersebut.
 
Seperti halnya yang diungkapkan Likia, salah seorang warga Tionghoa yang dijumpai riaumandiri.co mengatakan, sembahyang kubur merupakan hari besar dan hari penghormatan kepada orang tua dan nenek moyang bagi warga Tionghoa yang sudah tiada. Sembahyang kubur sangat sakral bahkan lebih sakral dari pada perayaan Imlek. Karena pentingnya, keluarga yang berada jauh dari Selatpanjang atau yang berada di luar negeri juga harus pulang.
 
"Kalau pada perayaan Imlek, seandainya ada keluarga yang tidak bisa pulang kampung tidak jadi persoalan, tapi kalau pada pelaksanaan sembahyang kubur ini yang jauh-jauh pun harus datang meski dari luar negeri. Ini merupakan budaya dan kepercayaan bagi kami umat Tionghoa," ungkapnya, Selasa (28/3/17).
 
"Sembahyang Kuburan ini biasanya dilakukan sekali dalam satu tahun, dan biasanya akan dilaksanakan selama 20 hari. Mulai dari hari ini hingga akhir 20 hari besarnya," tambah Likia.
 
Dirinya menjelaskan, dalam adat istiadat warga Tionghoa itu, meskipun orang kaya, namun jika tidak melaksanakan sembahyang kubur bersama keluarganya, maka secara otomatis citra dan nama baik keluarga tersebut akan menjadi kurang baik dan tidak bagus di mata masyarakat khususnya bagi warga Tionghoa.
 
"Dalam sembahyang kuburan itu kita juga berdoa untuk kesejahteraan dan keselamatan kita, serta untuk kemajuan daerah ini," terangnya.
 
Reporter: Azwin Naem
Editor: Nandra F Piliang