Udara Pekanbaru Mulai tak Sehat

Udara Pekanbaru Mulai tak Sehat

PEKANBARU (HR)-Meski belum drastis, namun secara perlahan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, saat ini mulai menyelimuti Kota Pekanbaru. Hingga tadi malam, kualitas udara Kota Bertuah juga mulai mengalami penurunan, akibat kabut asap tersebut.

Kondisi itu dibenarkan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Sugarin, ketika dikonfirmasi Minggu (22/2) malam kemarin.

"Tadi sore info alat pemantau PM10 terhitung masih kategori baik dengan 41 Psi (Polutan Standar Indeks). Tapi malam ini (tadi malam, red) kualitasnya menurun menjadi tidak sehat pada angka 131 Psi," terangnya.

Selain itu, tambah Sugarin, pihaknya juga memantau kemunculan kabut asap menyelubungi Kota Pekanbaru. Kabut asap tersebut sudah tampak dengan jarak pandang di bawah tiga kilometer.

"Statusnya smoke, artinya pantauan kita mendeteksi adanya asap khususnya di kota Pekanbaru. Kita minta masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah bila tidak diperlukan," sarannya.

Sementara, dari hasil deteksi satelit Terra dan Aqua dari BMKG, ditemukan ada 12 titik panas yang tersebar di empat kabupaten. Yakni enam titik di Kabupaten Bengkalis, empat titik di Pelalawan, serta Siak dan Meranti, masing-masing satu titik.  "Untuk Pulau Sumatera, semuanya ada 15 titik. Dari jumlah itu, 12 titik berada di Riau," terangnya lagi.

Sedangkan untuk titik api, ditemukan ada empat, di mana tiga titik berada di Bengkalis dan satu titik lainnya di Meranti.

"Cuaca Riau pada umumnya masih cerah hingga berawan, dengan peluang hujan intensitas ringan hingga sedang dan bersifat lokal. Hujan berpeluang turun siang, sore atau malam hari. Ini berada di wilayah Riau bagian tengah dan selatan," tutupnya.

Belum Padam
Dari Kabupaten Pelalawan, hingga saat ini Karhutla yang terjadi di kawasan Teluk Meranti, sejauh ini belum bisa dipadamkan. Hingga Minggu kemarin, Karhutla di kawasan itu sudah memasuki hari keenam. Sejauh ini, api terus membakar kebun sawit masyarakat serta lahan kosong di kawasan itu.

Menurut Kepala BPBD Pelalawan, Abubakar, pihaknya kesulitan memadamkan api karena minimnya stok air di kawasan itu, khususnya di lokasi Karhutla yang berada di perbatasan Desa Petodaan dan Kuala Panduk.

Sejauh ini, diperkirakan sudah ratusan hektare kebun masyarakat serta lahan kosong di kawasan itu yang sudah terbakar. Sejauh ini, pihaknya hanya bisa memadamkan api yang berjarak 200-300 meter dari lokasi air. "Kalau lebih dari itu, tak ada titik-titik kami untuk mengambil air," ujarnya.

Ia juga mengakui, terbatasnya jumlah petugas juga membuat aksi pemadaman tak berjalan maksimal. Sejauh ini, hanya petugas BPBD Pelalawan saja yang turun ke lapangan. Sedangkan dukungan dari pihak lain belum ada.
"Ya, itu juga yang menjadi kendala karena hanya personil dari kami saja yang ada di lapangan untuk memadamkan api," tutupnya. (hrc, sis)