Kebutuhan Volatile Food Tinggi

TPID: Perpendek Jalur Distribusi Tekan Harga

TPID: Perpendek Jalur Distribusi Tekan Harga

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap kelompok Volatile Food masih menjadi pemicu terjadinya inflasi di Riau. Oleh sebab itu, untuk menekan inflasi perlu dilakukan pemotongan jalur distribusi sehingga bisa lebih memperpendek biaya atau cost yang di keluarkan. Agar harga yang sampai kepada masyarakat bisa lebih jauh lebih murah dan terjangkau.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Riau Siti Astiyah, Kamis (9/2) usai acara Rapat Koordinasi High Level Meeting TPID Riau. Hadir dalam acara tersebut, Kepala Biro Ekonomi Pemprov Riau Rudiyanto, dan seluruh pihak terkait di jajaran Forkompida kabupaten/kota di Provinsi Riau.

Dikatakan Siti, kenaikkan harga pada kelompok volatile food disebabkan karena masih kurangnya pasokan bahan pangan yang diproduksi dari dalam. Seperti halnya komoditi beras, cabai, ikan dan lainnya sehingga mengharuskan Riau harus mengimpor beberapa komoditi tersebut dari daerah lain.

Jika di lihat dari beberapa tahun terakhir, diakui Siti, kelompok makanan masih mendominasi. Untuk itu, perlu adanya strategi yang jelas dalam hal menangani permasalahan kenaikan harga tersebut. Adapun upaya yang akan dicoba dilakukan yakni dengan melakukan pemotongan jalur distribusi yang dirasakan cukup panjang selama ini.

“Kita akan mencoba memperbaiki pola yang ada selama ini, salah satunya dengan melakukan pemotongan jalur distribusi barang. Selama ini dirasakan cukup panjang, nantinya akan lebih diperpendek sehingga tidak menimbulkan kenaikan pada harga jual yang diterima masyarakat,”ujar Siti.

Deputi Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Riau Irwan Mulawarman juga menuturkan, kebijakan pemerintah yang dilakukan pada akhir tahun 2016 lalu juga akan memberikan pengaruh terhadap angka inflasi pada 2017. Seperti halnya penyesuaian tarif listrik, kenaikan tarif ponsel, BBM dan juga Gas. Per Januari 2017, angka inflasi sudah mencapai 1,46 persen, angka ini tentunya semakin menambah penguatan angka inflasi.