Mario Teguh: Saya Masih Mempertanyakan Keabsahan Hubungan Darah Dengan Kiswinar

Mario Teguh: Saya Masih Mempertanyakan Keabsahan Hubungan Darah Dengan Kiswinar

JAKARTA (Riaumandiri.co) - Sebelumnya pihak Kiswinar melaporkan Mario ke polisi, sekarang giliran Mario yang melakukan jumpa pers bersama kuasa hukumnya, Elsa Syarief yang digelar di kawasan Latuhahari, Menteng, Jakarta Pusat.

Dalam pernyataan yang ditulis dan dibacakan lagi oleh Mario Teguh tersebut, sang motivator menyebut Kiswinar adalah anak yang lahir dalam pernikahannya dengan Aryani. Namun ia masih mempertanyakan keabsahan hubungan biologis antara dirinya dengan Kiswinar. Sejak Aryani, mantan istrinya menyatakan bahwa Kiswinar bukan putranya, sejak itu Mario mempertanyakan hubungan darah antara Kiswinar dengan dirinya.

"Saya, Mario Teguh. Saya tidak pernah tidak mengakui Kiswinar sebagai anak yang dilahirkan dalam pernikahan saya dulu dengan Ibu Aryani. Akte kelahiran adalah dokumen sah negara yang menyatakan hal itu, dan saya tidak pernah menolaknya sampai saat ini. Dalam pernikahan itu, saya menunggu dan merindukan anak. Sampai-sampai saya bernazar bahwa jika Aryani mengandung, saya akan naik ke atap rumah dan berkokok seperti ayam jago. Bisa dibayangkan kebahagiaan saya saat seorang anak lahir sesuai dengan doa dan harapan saya kepada Tuhan," ungkap Mario.

"Saya merawatnya sejak bayi seperti saya merawat adik-adik saya, sebagaimana yang diajarkan oleh ayahanda saya. Di dalam keluarga kami, ayah berperan sangat besar dalam perawatan anak-anak pada masa bayi. Sanak yang sangat saya sayangi ini tumbuh dalam kedekatan yang membahagiakan saya. Sebagai anak laki-laki yang lebih pas untuk bermain-main dengan saya yang menyukai aktifitas fisik," lanjut Mario.

Namun dalam perjalanan pernikahannya dengan Aryani, kerap terjadi pertengkaran. Dan dalam pertengkaran itu Aryani selalu menyatakan bahwa Kiswinar bukanlah anak Mario Teguh. Menurut pria kelahiran Makassar, 5 Maret 1956 itu, awalnya ia menyangka Aryani hanya emosi belaka, sampai akhirnya ia bertanya-tanya apakah itu benar adanya.

"Awalnya saya mengira bahwa itu hanya ungkapan kemarahan seorang wanita. Tapi menjelang usia Kiswinar 5 tahun, saya mulai merasa bahwa kata-kata ibu Aryani itu serius. Pada tahun 1991 saya berkonsultasi dengan adik saya, Dr. Danu, seorang ginekolog yang mengajarkan kepada saya tentang konsep fenotype, yaitu analisa untuk menduga kemiripan genetis berdasarkan tampilan fisik. Kemudian Dr. Danu menganjurkan dilakukannya tes DNA untuk memastikan keabsahan genetis Kiswinar sebagai anak saya, dalam menjawab sangkalan ibu Aryani," urai Mario.

Sang motivator juga menegaskan, sudah sejak tahun 1991 ia meminta pada Aryani untuk melakukan tes DNA pada Kiswinar. Namun permintaannya itu tak pernah digubris oleh Aryani, sampai akhirnya mereka bercerai, urusan tes DNA Kiswinar sama sekali tak pernah terlaksana.

"Permintaan saya itu berlangsung selama dua tahun, sampai akhirnya kami bercerai pada tahun 1993. Setiap kali saya meminta tes DNA pada masa-masa setelah percraian pun, Ibu Aryani tetap menolak dan mengulang-ulang pernyataannya bahwa Kiswinar bukan anak saya. Membuat saya sebagai seorang ayah dan seorang pria merasa sangat terhina. Seolah-olah saya tidak pantas untuk menjadi ayah bagi Kiswinar," terangnya. (kpl/vie)