Posko di Lanud Kembali Dibuka

Karhutla di Bengkalis tak Terkendali

Karhutla di Bengkalis tak Terkendali

BUKITBATU (HR)-Kebakaran hutan dan lahan di Desa Buruk Bakul, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, hingga kini belum terbendung. Meski ratusan petugas pemadam kebakaran sudah diturunkan, api terus menggila dan tidak terkendali. Bahkan saat ini kebakaran di kawasan itu telah mencapai ratusan hektare.

Parahnya lagi, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan itu diperkirakan akan terus meluas. Hal itu mengingat kondisi udara yang panas terik. Ditambah lagi kondisi di lahan eks perusahaan itu, banyak ditemukan banyak kayu yang sudah ditebang atau mati, sehingga dengan mudah terbakar.

Berdasarkan pantauan dari udara, jika kondisi hujan tak kunjung turun hingga beberapa hari ke depan, diprediksi kebakaran akan semakin luas. Saat ini, di beberapa tempat yang berjarak 600 meter hingga 1.000 meter dari pusat api, sudah mulai timbul titik api kecil-kecil “api loncat” yang telah membakar perkebunan sawit di sekitarnya.

"Pembatas yang kita buat dua hari lalu dengan menggunakan alat berat, sekarang sudah dilewati api. Kita perkirakan luas lahan yang terbakar di Buruk Bakul ini sudah lebih 100 hektare,” ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-Damkar) Kabupaten Bengkalis, Moch Jalal, Kamis (12/2).

Seperti dirilis sebelumnya, terkait kondisi ini, sebelumnya Bupati Bengkalis Herliyan Saleh telah menetapkan status darurat Karhutla. Menurut Jalal, sebagai tindak lanjut dari penetapan itu, pihaknya sedang menyiapkan Posko Terpadu yang nantinya akan dijadikan komando untuk penanganan Karhutla di kawasan itu.

Kebakaran di Lokasi Lain
Selain di Buruk Bakul, tambah Jalal, Karhutla besar juga terjadi di Desa Sungai Linau dan Sumber Jaya. Kebakaran di dua wilayah tersebut juga terjadi di lahan eks perusahaan yang arealnya cukup luas. Sementara akses menuju lokasi cukup sulit sehingga regu pemadam tidak mampu berbuat banyak. Tidak hanya itu, Karhutla juga ditemukan ada di Kecamatan Rupat, tepatnya di Desa Terkul dan Pergam. Sementara di Rupat Utara terjadi di Hutan Samak.

Disengaja
Terpisah, Bupati Bengkalis H Herliyan Saleh mengatakan, kebakaran yang terjadi di Kabupaten Bengkalis selain karena unsur kesengajaan masyarakat tertentu, juga didukung faktor kemarau yang berkepanjangan dan angin kuat.

“Memang ada masyarakat tertentu yang sengaja membakar lahan, namun faktor kemarau yang berkepanjangan serta tiupan angin kencang juga menjadi faktor pemicu. Heran juga saya, di tempat lain hujan tapi di Bengkalis sudah lebih sebulan ini terjadi kemarau,” ujarnya.

Dengan peningkatan status Bengkalis Darurat  Karhutla, Pemkab Bengkalis bersama seluruh pihak terkait mulai aparat keamanan, perusahaan hingga lapisan masyarakat bekerja maksimal mengerahkan seluruh kekuatan untuk melakukan upaya pemadaman. Pihaknya pun terus melaporkan setiap perkembangan yang terjadi di lapangan ke provinsi dan juga pusat.

Water Bombing
Untuk menahan laju api di Desa Buruk Bakul, PT Sinarmas Forestry tetap menurunkan satu unit helikopter untuk melakukan water bombing (bom air, red).  Dari pantauan lapangan, sejak Kamis kemarin, helikopter yang dipiloti Kapten Vino melakukan beberapa kali bom air di lokasi kebakaran yang diduga eks lahan konsesi PT Pan United.

Menurut Humas Sinarmas Forestry Wilayah Riau, Nurul Huda, langkah itu dilakukan untuk mendukung pemadaman yang dilakukan petugas dari darat. Meski diakui kurang efektif, Nurul Huda mengatakan setidaknya upaya itu bisa mempermudah upaya petugas di lapangan.

Posko Lanud Dibuka Lagi
Menyikapi mulai maraknya Karhutla tersebut, Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman mengambil kebijakan membuka kembali posko penanggulangan Karhutla di Lanud Roesmin Nurjadin. Posko itu resmi dibuka sejak Kamis (12/2) kemarin.

"Posko Karhutla kembali kita aktifkan, Saat ini kita menetapkan status siaga dalam penanganan asap akibat Karhutla. Memang saat ini mulai muncul kabut asap namun masih tipis. Ini akibat Karhutla di beberapa daerah," terangnya.

Dijelaskannya, meski statusnya siaga, namun penanganan Karhutla tetap berjalan, melalui tim yang tergabung dalam pencegahan Karhutla, mulai dari pemerintah, TNI, Kepolisian termasuk Kejaksaan. Saat ini, tim sudah bergerak untuk melakukan pencegahan Karhutla. Masing-masing melaksanakan pencegahan sesuai dengan caranya masing-masing.

"Di posko itu ada timnya, semuanya sudah jalan. Jadi tidak ada yang jakan sendiri, mereka bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing," tambahnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo mengatakan, sebanyak 215 personil gabungan telah diturunkan ke lokasi di Desa Buruk Bakul, untuk memadamkan api.

Dari jumlah itu, sebanyak 80 orang berasal dari pihak Kepolisian. Sisanya berasal dari petugas pemadaman dari sejumlah perusahaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan TNI.

"Selain itu, ada pula puluhan personil dari Manggala Agni dan Masyarakat Pecinta Api (MPA). Beberapa alat berat pun sudah dimobilisasi kesana. Ada 4 unit mobil pemadam dan 30 mesin robin atau pemompa air sudah diturunkan ke lokasi," terang Guntur.

Selain itu, polisi juga masih melakukan penyelidikan terkait apakah ada unsur kesengajaan dari pemilik atau murni dari faktor alam. "Lokasi memang berada jauh dari pemukiman. Lokasinya berada jauh dalam hutan," tambahnya.

Selain di Bengkalis, titik api juga muncul di Kabupaten Indragiri Hilir dan Pelalawan. Luas areal kebakaran belum bisa dipastikan Guntur, karena masih menunggu laporan dari petugas lapangan.

Dari data yang berhasil dihimpun pada Kamis (12/2) pukul 16.00 WIB, tercatat 31 titik panas (hotspot) muncul di Provinsi Riau. Kabupaten Bengkalis sebagai penyumbang hotspot terbanyak dengan 23 titik. Disusul Kabupaten Siak dengan 3 titik. Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hilir, masing-masing 2 titik. Serta Kabupaten Kepulauan Meranti 1 titik. (man, nur, dod)