UIN Suska Bakal Luncurkan Varietas Nenas Kampar

UIN Suska Bakal Luncurkan Varietas Nenas Kampar

SIAK HULU (RIAUMANDIRI.co) - Dekan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Edi Erwan, SPt, MSc, PhD. mengatakan, UIN Suska akan  memberikan rekomendasi untuk meluncurkan salah satu varietas nenas khas milik Kabupaten Kampar untuk diberikan  sertifikat terhadap tanaman unggulan nenas di Kecamatan Tambang.

Hal itu dikatakan Edi Erwan ketika mengunjungi lahan percontohan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Selasa (27/9).

"Komoditas buah nenas di Kabupaten Kampar sangat layak dikonsumsi, dan dengan seizin Bupati Kampar bersama Badan Sertifikat Daerah Provinsi Riau segera meluncurkan varietas nenas untuk menjadi varietas buah unggulan yang dihasilkan Kabupaten Kampar, khususnya Kecamatan Tambang," ungkapnya.


Pada awalnya, lanjut Edi, komoditi nenas yang ada di Kampar ditemukan oleh staf dari UIN Suska dan sebagai Dekan di universitas merasa terpanggil untuk mempopulerkan komoditi khas Kabupaten Kampar seperti nenas ini.

Dirinya bersama Badan Sertifikasi Daerah Provinsi Riau dalam hal ini juga berkesempatan meninjau pusat Pelatihan Jahit Menjahit PKBM Insan Mandiri serta juga meninjau secara langsung kegiatan Rumah tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE).

Dalam pesannya Edi Erwan juga mengharapkan  UIN Suska dapat juga mengaplikasikan program ini minimal pemberdayaan komoditi tanaman bawang merah di lahan yang ada di lingkungan universitas.

"Ini merupakan bentuk aksi secara nyata Bupati Kampar melakukan terobosan atau program tepat guna dalam mensiasati kelangkaan kebutuhan masyarakat. UIN Suska memberikan apresiasi yang tinggi terhadap upaya Bupati ini," ungkapnya.

Di hadapan Edi Erwan dan rombongan, Bupati Kampar Jefry Noer menyampaikan, sebelum dibentuknya diklat jahit menjahit PKBM Kubang Jaya ini, kegiatan para ibu-ibu rumah tangga hanya kebanyakan ngerumpi ke rumah tetangga-tetangga menceritakan hal-hal yang tidak penting bahkan tanpa disadari para ibu menceritakan suaminya sendiri.

Akan tetapi saat ini setelah dibuat diklat jahit menjahit PKBM buat para ibu-ibu rumah tangga, mereka tidak sempat lagi ngerumpi. Bahkan setiap bulannya bisa memiliki penghasilan Rp2 juta sampai 3 juta, dengan syarat para alumni harus bisa terus meningkatkan jumlah jahitan pakaiannya. (adv/humas)