Titik Panas Melonjak Tajam

Karhutla di Bukit Suligi Meluas

Karhutla di Bukit Suligi Meluas

PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Kebakaran yang menimpa kawasan Hutan Lindung Bukit Suligi di Rokan Hulu, hingga Jumat (16/9) terus meluas. Bahkan api sudah mulai mengancam Balai Diklat Kehutanan yang berada di kawasan tersebut.

"Material kering dan cuaca terik membuat kebakaran sulit ditanggulangi. Pantauan dari udara kebakaran mulai mendekati Balai Diklat Kehutanan Bukit Suligi," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul, Aceng Herdiana.

Dikatakan, dari pantauan udara yang dilakukan sehari sebelumnya, jarak antara kebakaran hutan dan lokasi Balai Diklat Kehutanan yang berada di Desa Dayo, Kecamatan Tandun, berkisar 1 kilometer.

Karhutla Menurutnya, tim Manggala Agni dari Pekanbaru telah bergerak ke lokasi kebakaran pada Kamis malam kemarin. Sementara tim udara Satgas Karhutla pada Jumat pagi kemarin telah menerbangkan dua helikopter untuk melakukan bom air di lokasi tersebut.

Kebakaran di hutan Bukit Suligi, telah terjadi sejak Sabtu lalu. Selama operasi pemadaman berlangsung, baik tim udara maupun tim darat menyaksikan adanya aktivitas perambahan hutan di kawasan tersebut. Selain itu, pada bagian kaki bukit, kawasan hutan juga sudah berubah menjadi perkebunan sawit.

Meningkat Drastis Hingga Jumat kemarin, Satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mendeteksi 63 titik panas di daratan Sumatera dengan tingkat kepercayaan karhutla lebih dari 50 persen. Dari jumlah itu, titik panas terbanyak berada di Riau dengan jumlah 31 titik.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin mengakui, titik panas meningkat drastis dibanding sehari sebelumnya, dengan total 14 titik.

"Ini sebaran titik panas di Sumatera berdasarkan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), setelah satelit baik Terra maupun Aqua melakukan pantauan dengan sensor modis," ujarnya.

Sugarin menambahkan ke-31 titik panas di Riau tersebar pada tujuh kabupaten. Yakni Siak enam titik panas, Dumai dan Kampar empat titik, Rokan Hilir dua titik dan Kuantan Singingi satu titik.

Dari jumlah itu, 70 persen berpotensi titik api yang tersebar di Rokan Hulu sebanyak enam titik. Masing-masing di Kecamatan yakni Rambah Samo tiga titik, Kabun dua titik dan Ujung Batu satu titik. "Sisanya tiga titik lagi terdeteksi di daerah Kandis di Siak, Langgam di Pelalawan dan XIII Koto Kampar di Kampar," terang Sugarin.

Apresiasi Meski masih ditemukan titik api, namun Kasdam I Bukit Barisan, Brigjen TNI, Tiopan Aritonang memberi apresiasi kepada Riau. Sebab, setelah 18 tahun, saat ini Riau bisa dikatakan terbebas dari kabut asap.

Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari upaya maksimal yang dilakukan tim Satgas Karhutla yang didukung masyarakat di Bumi Lancang Kuning. Hal itu disampaikannya usai menyerahkan bantuan bedah rumah bagi Alm Praka Wahyudi, dari PT APP Sinar Mas, Jumat (16/9) di aula Korem 031/WB.

Seperti diketahui, Praka Wahyudi meninggal dunia saat bertugas memadamkan api di kabupaten Rokan Hilir, beberapa waktu lalu. Pihaknya berharap, tim Satgas Karhutla Riau terus bekerja keras sehingga Riau betul-betul terbebas dari kabut asap.

"Semua komponen baik Satgas, dan masyarakat Riau, jaga jangan sampai terjadi lagi kebakaran lahan yang dapat merugikan kita, baik dari segi perekonomian, aktivitas terganggu bahkan sekolah pun libur. Kini tidak ada lagi semua berjalan dengan baik," jelasnya.

Sementara itu, Kelala BPBD Riau, Edwar Sanger, menjelaskan bahwa terjadi penurunan drastis terjadi kebakaran lahan di wilayah Riau. Berkat kerja keras tim Satgas, dibantu Masyarakat dan Pemkab Kabupaten Kota yang turut membantu mencegah meluasnya kebakaran lahan.

"Sejak terjadinya Karhutla di wilayah Riau, milai Januari hingga September 2017 ini lahan yang terbakar seluas 3.734 hekatare. Bila dibandingkan tahun lalu menurun hingga 50 persen, di mana tahun lalu mencapai 6.000 hektare lebih. Ini berkat kerja semua tim Satgas, BNPB, dan masyarakat," jelas Edwar Sanger. (ant)