Popularitas Calon Bisa Didongkrak

Popularitas Calon Bisa Didongkrak

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Tak lama lagi, dua daerah di Riau, yakni Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar, akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah serentak tahun 2017. Sejauh ini, dinamika menuju perhelatan politik lima tahunan itu telah berjalan. Beragam prediksi pun mulai bermunculan.

Seperti dituturkan pengamat politik dan pemerintahan Riau, Ronny Basista, untuk Kota Pekanbaru, calon incumbent dinilai masih kuat. Namun bukan berarti tidak bisa dikalahkan.

Menurut osen Fisip Universitas Terbuka ini, saat ini parpol-parpol di Riau tentu sedang mengkalkulasi kemungkinan siapa yang layak diajuakn sebagai calon. Sejauh ini, survei masih menjadi dasar tolak ukur untuk melihat sejauh mana elektabilitas sang calon.

"Saya melihat incumbent masih yang paling populer. Namun bukan tidak mungkin dikalahkan. Calon dengan hasil survei yang tidak jauh di bawahnya, masih bisa didongkrak popularitasnya dalam beberapa waktu ke depan. Di sinilah tentunya partai ataupun gabungan parpol mesti dapat mengindentifikasi secara cermat sosok yang bersaing dengan petahana itu, bukan tidak mungkin akan bertarung hanya dua calon pasangan saja jika melihat dari survei yang ada," ujarnya, Seni kemarin.

Dilanjutkannya, Puspol Indonesia, misalnya, merilis hasil yg menunjukkan masih populernya incumbent. Namun yang cukup mengejutkan, adalah terkait sosok yang  memiliki keterkaitan dengan walikota sebelumnya, Herman Abdullah.

"Namun tentu ini kembali kepada parpol untuk menentukan pilihannya. Menculnya sosok Ramli Walid yang muncul disinyalir mendapat dukungan dari keluarga besar Indragiri Hilir, namun hingga saat ini elektabilitiasnya belum memadai," ujar Ronny.

Kemudian, dari sisi masyarakat tentu ingin ada perubahan yg lebih baik.

"Nah, sosok yang kira-kira  mampu membawa perubahan itu mestilah yang memiliki visi yang jelas, tegas dan terukur, serta mampu mengkritisi kelemahan petahana dan menawarkan kebijakan yang mampu membawa kota ini menjadi lebih baik dari berbagai aspek," tambahnya.

"Prediksi saya, dengan minimnya tokoh yg populer saat ini maka jika pasangan calon lebih dari tiga akan menguntungkan incumbent. Suara akan terfragmentasi ke banyak pasangan secara tidak langsung akan cenderung ke sosok yang sudah dikenal, yaitu incumbent," terang Ronny.

Sementara itu, pengamat politik Universitas Riau, Saiman Pakpahan menilai, Pilkada Kota Pekanbaru agak sedikit komplit, dibandingkan dengan Pilkada sebelumnya. Karena masyarakat masih tampak kesulitan untuk memilih figur yang dirasa pas untuk memimpin Pekanbaru ini ke depannya. Meski pun dari calon incumbent.

Menurutnya, persaingan calon baru dengan incumbent akan berjalan sengit.


"Dekripsi umum sejauh mana keinginan calon baru yang muncul, menggambarkan bagaimana citra calon incumbent sendiri. Artinya keinginan untuk maju bagi sosok baru ini kuat sekali, ketika melihat sejauh mana hasil dari kerja yang dilakukan incumbent. Jika melihat munculnya banyak figur baru saat ini, hal itu menunjukkan jika perlawanan terhadap incumbent sangat kuat," sebutnya.

Dari fenomena ini, untuk Pilkada Pekanbaru ini dapat tergambar jika nantinya akan muncul pertarungan-pertarungan calon baru. Bukan pertarungan incumbent melawan calon baru, namun calon baru melawan calon baru.

"Artinya bagi calon baru, lawan incumbent bukan sebuah hambatan. Justru hambatan itu adalah pemain baru yang juga muncul bersamaan," sebutnya.

Lebih Marak Sementara itu, terkait prediksi kekuatan calon yang muncul di Pilbup Kampar, Ronny menilai Kampar merupakan wilayah pertarungan yang tidak kalah serunya. Apalagi, kubu incumbent yang menyodorkan Ardo bin Jefry sepertinya meneruskan "tradisi" memberikan kursi calon wakil dari daerah Kampar Kiri, sebab daerah ini memiliki suara yang potensial. Kendati demikian Incumbent dinilai berat untuk lolos verifikasi.
    
"Kampar tidak ada incumbent, namun putera incumbent digiring sebagai  representasi incumbent. Namun elektabilitas para calon di kampar relatif merata dibanding Pekanbaru. Bukan tidak mungkin akan memunculkan calon yg lebih variatif daripada Pekanbaru. Hanya saja, kemampuan para calon mendapatkan perahu parpol yg menentukan variasi itu. Meskipun idealnya parpol lah yg mengidentifikasi calon yang diinginkan masyarakat dan memang dibutuhkan untuk kemajuan kabupaten ini," jelas Ronny. (rud, ben)