Musda Golkar

Bakal Calon Diminta Hargai DPD I Riau

Bakal Calon Diminta Hargai DPD I Riau

TEMBILAHAN (riaumandiri.co)-Salah seorang kader dan fungsionaris Partai Golkar Kabupaten Indragiri Hilir Encik Patimura, mengingatkan kepada para bakal calon Ketua Dewan Pimpinan Daerah II Partai Golkar Kabupaten Inhil, selalu menghormati dan menghargai setiap jenjang organisasi partai.


Penegasan tersebut disampaikan Encik Patimura, Minggu (31/7) di Tembilahan. Menurutnya, baik yang berstatus kader, pengurus partai, apalagi yang ingin menjadi pimpinan dalam partai, haruslah selalu berkomunikasi dengan semua jenjang yang ada.


"Saya melihat dan mendengar bahwa ada bakal calon Ketua DPD II Golkar Inhil mendatang melakukan gerakan tanpa menghargai keberadaan jenjang kepartaian seperti DPD I dengan langsung berkomunikasi dengan DPP. Ini merupakan contoh sikap yang tidak lazim di Partai Golkar, jangan kangkangi Ketua DPD I Propinsi Riau bang Andi Rahman, sapaan akrab beliau, " tegasnya.



Kemudian kata Encik Patimura, bagaimanapun Ketua dan Pengurus DPD I Riau defenitif sangat jelas keberadaannya, apalagi baru saja dilantik dan dikukuhkan Ketua Umum DPP Golkar, Setia Novanto pada tanggal 23 Juni 2016 yang lalu.


"Sikap seperti ini akan membuat semua pengurus DPD I merasa tidak dihargai. Berorganisasi itu harus 'berjenjang naik, bertangga turun' yang harusnya sudah kita pahami, karena sudah ada dalam tunjuk ajar adat melayu, " papar Encik Patimura yang mengaku mendapat pelajaran itu dari sesepuh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).


Untuk itulah katanya, Partai Golkar Inhil dalam menentukan pemimpin ke depan, tidak akan melupakan apa yang terjadi masa lalu, yang terbukti telah bisa meruntuhkan kejayaan Golkar.


"Kami di Partai Golkar Inhil telah merasakan pahit getir masa lalu, untuk itu ke depannya, fakta sejarah masa lalu itu akan menjadi pertimbangan utama kami dalam memilih pemimpin, kami sudah tahu, mana pemimpin yang peduli dan mau bersusah payah membesarkan partai," ujarnya.
Ditegaskan, Partai Golkar Inhil tidak mau lagi mendapat label jelek di tengah masyarakat, akibat memilih pemimpin yang tidak mempunyai komitmen yang kuat. (dan)