Biogas Mampu Gantikan Ketergantungan Listrik

Biogas Mampu Gantikan Ketergantungan Listrik

SIAK HULU (Riaumandiri.co)-Seharusnya Kabupaten Kampar tidak memerlukan lagi jasa Perusahaan Listrik Negara (PLN), jika seluruh desa yang berjumlah 251 desa di Kabupaten Kampar menjalankan program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) yang ada percontohan di Desa Kubang Jaya. Sebab, kotoran hasil ternak 6 sapi yang diolah menjadi tenaga bio urine dan biogas mampu mengisi pasokan listrik setiap penghuni atau petani pengolah RTMPE itu.


Hal ini dikatakan Bupati Kampar H Jefry Noer ketika menerima kunjungan kepala desa se-Kecamatan Tapung dan Tapung Hulu di lahan percontohan RTMPE Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Selasa (26/7).


"Selain biogas dan bio urine yang dihasilkan 6 ekor sapi di RTMPE, limbah sapi yang biasanya dibuang begitu saja juga mampu menghasil
kan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan berasal dari gas hasil pengolahan biogas," ungkap Jefry Noer.



Seharusnya, lanjut Bupati, masyarakat Kabupaten Kampar tidak lagi bergantung kepada provinsi lain, karena di dalam lahan 1.000 hingga 1.500 meter persegi. Semua komoditi yang biasanya didatangkan dari luar, bisa dihasilkannya, seperti bawang merah, tanaman sayur mayur, cabai merah, telur ayam, ikan lele, dan yang paling bagus adalah di lahan RTMPE dihasilkan energi biogas untuk tenaga listrik dan kebutuhan gas sebagai bahan bakar untuk memasak pengganti LPG yang selalu langka.


Dipaparkan Jefry, dengan adanya usaha peternakan sapi sebanyak enam ekor yang mampu menghasilkan 1.000 sampai 1.500 liter urine sapi per bulan. Kemudian urine diolah sehingga dapat menghasilkan pupuk cair.


"Kalau diambil hasil terendah saja 1.000 liter pupuk cair per bulan dengan harga jual 15 ribu sampai 25 ribu per liternya sudah 15 sampai 25 juta hasilnya dari pupuk cair, ditambah hasil kotoran padat sapi, mampu menghasilkan pupuk padat atau biogas untuk sumber energi listrik dan memasak," ujar Jefry.
Di lahan RTMPE juga ada ternak ayam petelur sampai 100 ekor, yang dapat juga untuk ditetaskan telurnya supaya menghasilkan anak ayam dengan penghasilan 50 sampai 70 butir telur per harinya.


"Dan yang terakhir ada kolam ikan lele keramba dengan pola kolam terpal ukuran 6 X 6 atau 4 X 6 hingga 4.000 ekor ditambah usaha pertanian tanaman pangan seperti tanaman bawang atau cabai dengan lahan hanya 400 meter persegi termasuk unit usaha rumah jamurnya," papar Jefry.  (adv/humas)