La Undecima Penawar Kecewa

La Undecima Penawar Kecewa

Milan (riaumandiri.co)-Real Madrid boleh gagal di kompetisi domestik, tapi mereka bisa menutupinya dengan meraih kesuksesan di kompetisi antarklub Eropa. Sukses itu dilabeli 'La Undecima'.

Mari sejenak menengok ke belakang untuk melihat bagaimana perjalanan Madrid di Spanyol bikin kecewa pendukungnya. Ada banyak hal yang membuat mereka yang mengaku pendukung Los Blancos tak puas.

Penunjukan Rafael Benitez sebagai pelatih adalah salah satunya. Benitez punya tugas untuk melanjutkan pekerjaan Carlo Ancelotti, pelatih yang sudah memberi Madrid gelar ke-10 Liga Champions namun gagal memberi mereka trofi juara La Liga.

Benitez memang punya sejarah bagus. Ia pernah menjuarai La Liga dan Liga Champions, tapi kenyataan di lapangan membuat trek rekornya seolah tak berarti. Benitez dituding membuat Madrid tampil monoton. Tak hanya itu, ia juga disebut gagal memberikan jaminan kepada beberapa pemain utama sehingga ia dikabarkan cekcok dengan mereka.

Ketika Benitez akhirnya membuat Madrid bermain ofensif dan terbuka, timnya malah kehilangan keseimbangan. Inilah yang kemudian membuat Madrid kalah telak dari Barcelona di Santiago Bernabeu musim ini.

Setelah pertandingan tersebut, seruan agar Benitez didepak kian nyaring terdengar. Apalagi, Madrid kemudian tersingkir dari Copa del Rey dengan cara yang konyol.

Lantaran memainkan Denis Cheryshev, pemain yang seharusnya masih menjalani larangan bertanding, Madrid harus didiskualifikasi dari Copa del Rey. Kala itu, kubu Los Blancos mengklaim kalau mereka tidak mendapatkan pemberitahuan dari RFEF.

Pada 4 Januari 2016, Benitez didepak dan digantikan oleh Zinedine Zidane. Bersama Zidane, Madrid membaik. Dari yang tadinya tertatih-tatih, mereka kemudian mampu menekan Barcelona sampai pekan terakhir untuk memperebutkan gelar juara La Liga.

Gelar juara La Liga memang gagal didapat, tapi Zidane mampu membawa Madrid melaju ke final Liga Champions pada saat bersamaan. Ini adalah kesempatan baginya untuk meraih trofi pertamanya sebagai pelatih tim utama, kendati belum genap setahun menduduki jabatan tersebut.

Di Stadion San Siro, Milan, Minggu (29/5) dini hari WIB, Zidane meraihnya. Ia membawa Madrid meraih gelar juara usai mengalahkan Atletico Madrid 5-3 di babak adu penalti --setelah sebelumnya bermain 1-1 selama 120 menit.  Madrid unggul terlebih dahulu melalui Sergio Ramos di babak pertama, namun di babak kedua, Atletico menyamakan skor melalui gol Yannick Ferreira Carrasco  di babak kedua.

Di babak adu penalti, Juanfran, algojo ke-4 Atletico menjadi pesakitan setelah gagal mencetak gol karena tendangannya membentur mistar. Sedangkan lima algojo Madrid sukses yaitu Lucas Vazquez, Marcelo, Gareth Bale, Ramos, dan Ronaldo. Sedangkan tiga algojo Atletico yang mencetak gol adalah Griezmann, Gabi, Saul Niguez.

Dengan begitu, kekecewaan Madrid hampir sepanjang musim ini terobati. La Undecima atau gelar ke-11 Liga Champions adalah obat kekecewaan tersebut.

Perlu diingat juga bahwa Zidane, pada Februari lalu, menyatakan bahwa ia akan berusaha sebisa mungkin membawa Madrid memenangi sesuatu musim ini. Ia kemudian menepati janjinya itu.

"Kami adalah sebuah tim, dan pemain yang jarang bermain pun punya peran penting untuk tim. Kami akan memenangi sesuatu bersama-sama," kata Zidane ketika itu.(dtc/pep)