Tsai Ing-Wen Ukir Sejarah Baru

Tsai Ing-Wen Ukir Sejarah Baru

TAIPEI (riaumandiri.co)-Tsai Ing-wen sebagai presiden wanita pertama Taiwan mulai mengukir sejarah baru di Pulau Formosa tersebut setelah pelantikannya pada 20 Mei 2016.

Menurut Kementerian Luar Negeri Taiwan, Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik akan melakukan reformasi secara menyeluruh guna menjadikan Taiwan lebih sejahtera lagi di masa yang akan datang.

Tsa yang memenangkan pemilihan presiden pada 16 Januari 2016 akan memulai mengembangkan Taiwan dengan banyak tantangan termasuk keadaan ekonomi yang kurang begitu stabil.

Kebijakan yang akan diambil oleh Tsai antara lain memperbaiki pemerataan penghasilan masyarakat, memberi jaring pengaman berbasis masyarakat yang efektif, dan membangun keterpaduan masyarakat yang menyeluruh.

Selain di bidang ekonomi, presiden Taiwan juga akan melakukan reformasi politik dalam upaya menciptakan lingkungan politik yang efektif dan kompak.

Selain reformasi dalam negeri, Presiden Tsai juga akan menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Selat Taiwan serta mengemukakan Kebijakan Menuju Selatan (Southbond Policy).

Dengan kebijakan tersebut, Tsai akan mengarahkan Taiwan ke berbagai peluang dengan ASEAN dan negara-negara di kawasan Asia melalui langkah-langkah yang prag matis dan memperdalam hubungan dengan negara-negara di seluruh dunia.

Presiden Tsai yang lahir di Taipei pada 31 Agustus 1956 dari suku Hakka itu memiliki pengalaman politik yang mengesankan dan komprehensif. Dari 1992 hingga 2000, Tsai mengemban tugas sebagai Kepala Konsultan Hukum untuk Biro Perdagangan di Kementerian Luar Negeri Taiwan di samping beberapa jabatan yang dipercayakan kepadanya.

Dari 2000 hingga 2004, Tsai ditunjuk menduduki jabatan penting di pemerintahan termasuk sebagai Ketua Dewan Urusan Cina. Pada 2004, Tsai bergabung dengan Partai Progresif Demokratik. Setelah partai tersebut menjadi oposisi pada 2008, Tsai terpilih sebagai ketua partai, kemudian pada 2010 dia menjadi Wali Kota New Taipei City.

Pada 2012, Tsai newakili Partai Progresif Demokratik untuk mengikuti pemilihan presiden namun saat itu dia belum berhasil.

Pada 2014, ia terpilih lagi menjadi Ketua Partai Progresif Demokratik, dan pada 2015, dia dicalonkan sebagai kandidat pemilihan presiden ke-14, dan memenangkan pemilihan tersebut pada 16 Januari 2016.(rpc/pep)