Aceh Diminta Hentikan Pembukaan Lahan Kelapa Sawit

Aceh Diminta Hentikan Pembukaan Lahan Kelapa Sawit

BANDA ACEH (riaumandiri.co)- Kerusakan hutan yang selama ini terjadi di Aceh ikut dipicu dengan adanya perusahaan kepala sawit. Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend meminta pemerintah Aceh tidak mengizinkan pembukaan lahan lagi untuk perkebunan kelapa sawit.

Saat melakukan kunjungan ke Aceh, Rabu (30/3) ia mengakui bahwa kepala sawit yang ada di Aceh menjadi masalah besar untuk hutan Aceh sendiri. Guerend menginginkan lahan untuk kelapa sawit dihentikan, namun lebih kepada pemanfaatan lahan yang ada.

“Tidak bisa dipungkiri Eropa menjadi penikmat hasil minyak dari kepala sawit. Eropa menjadi wilayah kedua setelah India yang menjadi negara terbanyak yang menerima hasil dari kepala sawit,” ungkapnya di Pendopo Gubernur Aceh, Rabu (30/3).

Meski ada pihak yang menurutnya lebih berwenang untuk mengatasi masalah ini, Guerend tetap berharap pemerintah Aceh untuk melakukan keseimbangan terhadap alam Aceh. Dubes Uni Eropa mengaku ekonomi Aceh bukan hanya terletak pada kepala sawit saja, namun ada pada kebun-kebun lainnya.

“Kita harus tahu bahwa alam Aceh menjadi berkah untuk kita semua, Aceh sendiri dan juga Indonesia bahkan dunia. Sehingga harus dilakukan penjagaan terhadap hutan dan ekosistem,” pungkasnya.(okz/ara) Kerusakan hutan yang selama ini terjadi di Aceh ikut dipicu dengan adanya perusahaan kepala sawit. Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend meminta pemerintah Aceh tidak mengizinkan pembukaan lahan lagi untuk perkebunan kelapa sawit.

Saat melakukan kunjungan ke Aceh, Rabu (30/3) ia mengakui bahwa kepala sawit yang ada di Aceh menjadi masalah besar untuk hutan Aceh sendiri. Guerend menginginkan lahan untuk kelapa sawit dihentikan, namun lebih kepada pemanfaatan lahan yang ada.

“Tidak bisa dipungkiri Eropa menjadi penikmat hasil minyak dari kepala sawit. Eropa menjadi wilayah kedua setelah India yang menjadi negara terbanyak yang menerima hasil dari kepala sawit,” ungkapnya di Pendopo Gubernur Aceh, Rabu (30/3).

Meski ada pihak yang menurutnya lebih berwenang untuk mengatasi masalah ini, Guerend tetap berharap pemerintah Aceh untuk melakukan keseimbangan terhadap alam Aceh. Dubes Uni Eropa mengaku ekonomi Aceh bukan hanya terletak pada kepala sawit saja, namun ada pada kebun-kebun lainnya.

“Kita harus tahu bahwa alam Aceh menjadi berkah untuk kita semua, Aceh sendiri dan juga Indonesia bahkan dunia. Sehingga harus dilakukan penjagaan terhadap hutan dan ekosistem,” pungkasnya.(okz/ara)