Mengamati Geliat Bisnis Otomotift, MPV Masih Dominan

Mengamati Geliat Bisnis  Otomotift, MPV Masih Dominan

JAKARTA (riaumandiri.co)-Pasar otomotif nasional mulai membaik. Setidaknya itu terlihat dari pertumbuhan pasar yang signifikan dalam dua bulan pertama 2016.

Di segmen retail sales, penjualan mobil penumpang tercatat  naik  11,6%, dari 117.515 unit pada Januari-Februari 2015 menjadi 131.140 unit pada periode yang sama pada 2016.

Data Gaikindo menunjukkan segmen Multi Purpose Vehicle (MPV) masih merupakan pasar terbesar. Namun, ke depan, pamor varian hatchback dan Sport Utility Vehicle (SUV) diperkirakn akan meningkat.

Sejak 2012 hingga tahun lalu, secara prosentase,  penjualan MPV mengalami penyusutan, meskipun masih yang terbesar. Sebaliknya, di kurun waktu yang sama, porsi penjualan varian hatchback termasuk citycar Low Cost Green Car (LCGC) terus naik.

Penjualan SUV juga menunjukan tren yang naik, meskipun sempat mengalami naik turun.Data Gaikindo menunjukan, pada 2012 penjualan MPV mulai dari segmen low hingga premium sebanyak 474.697 unit. Jumlah itu setara dengan 42,5% total penjualan mobil yang sebanyak 1,11 juta unit. Pada saat yang sama, penjualan hatchback sebesar 115.638 unit atau sekitar 10,4%, sedangkan SUV membukukan penjualan 130.808 unit atau 11,7%.

Pada tahun berikutnya, penjualan MPV tercatat sebanyak 514.601 unit. Namun, secara prosentase kontribusi terhadap total penjualan mengalami penurunan yakni hanya 41,8% dari total penjualan tahun itu yang sebanyak 1,22 juta unit.

Di saat yang sama, penjualan hatchback sebanyak 174.481 unit Mengamati atau naik menjadi 14,2 %. Sedangkan SUV terjual 130.394 unit atau sedikit menurun menjadi 10,6%.
Melorotnya prosentase kontribusi MPV terhadap total penjualan mobil kembali terjadi di tahun 2014. Saat itu penjualan mobil keluarga serbaguna itu tercatat 449.959 unit atau 37,2% dari total penjualan yang sebanyak 1,2 juta unit.

Sementara, di waktu yang sama, penjualan hatchback tercatat sebanyak 237.379 unit atau setara dengan 22,6%. Sedangkan SUV membukukan penjualan 109.313 unit atau 9,05%.

Adapun di tahun 2015, dari total penjualan 1.031.291 unit, penjualan MPV hanya sekitar 31,6%. Sedangkan penjualan SUV naik menjadi  sekitar 12,7 persen, dan hatchback sekitar 23,8%.

Meski MPV masih  merupakan  segmen terbesar, tapi jumlah pemain di segmen ini juga banyak. Selain nama-nama besar yang sudah eksis seperti Toyota, Daihatsu,  Honda, dan Mitsubishi,  di segmen ini juga ada Suzuki, Mazda, dan beberapa merek Eropa dan Amerika Serikat.

Bukannya tidak mungkin dalam kurun waktu satu hingga dua tahun ke depan,  konsumen kembali akan dijejali banyak pilihan line-up  MPV terbaru  dari  berbagai merek yang sudah eksis.

Apalagi dengan komitmen yang telah sepakati bersama SAIC Motor Corporation Ltd, Guangxi Motor Corporation, serta General Motor untuk meramaikan pasar otomotif nasional.

Pemain baru asal negeri Tirai Bambu mulai 2017 menyatakan serius untuk memulai pengembangkan produk MPV dari Cina di Indonesia dengan nama Wuling. Artinya, pasar otomotif nasional di segmen MPV memang masih sangat menarik untuk digarap.

Manisnya kue pasar di segmen ini telah mengundang pemain baru untuk mencicipinya. Dan merupakan sesuatu yang mustahil, jika para pemain lama tidak bereaksi kecuali memang mereka tidak sanggup lagi bertarung memperebutkan kue tersebut.

Boleh jadi, produk MPV yang akan dihadirkan para agen pemeganh merek (APM) nantinya akan sedikit berbeda dengan produk-produk sebelumnya.

Suka atau tidak, harus diakui segmen pasar otomotif  saat ini semakin berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi.

APM perlu berupaya mengamati fenomena pasar yang terjadi, dan jeli memanfaatkan perkembangan yang ada.

Di segmen MPV, meski fungsi  multi aktivitas dengan kapasitas 7 penumpang masih dibutuhkan,  namun kebutuhan konsumen semakin meningkat, tidak terkecuali di bidang teknologi.

Pertumbuhan ekonomi dan gaya hidup menuntut sarana mobilitas yang makin  canggih, terutama di kawasan kota-kota besar.

Konsumen di perkotaan tidak semata mementingkan fungsi multi aktivitas yang melekat erat  selama ini pada MPV, mereka juga menginginkan nilai tambah lain yang bisa mewakili kebutuhan kaum urban kian dinamis dan tak lepas dari hiruk pikuk aktivitas mereka.

Kenyamanan adalah harga yang tidak bisa ditawar dari kehadiran sebuah MPV ideal untuk mendukung mobilitas masyarakat urban yang sangat memahami ciri sebuah kota yaitu, kepadatan dan kebisingan lalu lintas saat berkendara.

Karena itu, style sebuah MPV perkotaan yang menggunakan sistem transmisi otomatis hingga penggunaan pintu geser (sliding door),  serta dilengkapi dengan fitur peredam kebisingan yang mumpuni bukannya tidak mungkin akan lebih menjadi tren MPV depannya.

Selain itu,fleksibilitas kapasitas yang tidak hanya mampu mengakomodir hingga 7 orang penumpang tapi juga kapasitas angkutan barang.

Selain kenyamanan, produsen mobil juga harus memahami kondisi konsumen saat ini yang semakin sensitif dan selektif dalam memilih kendaraan.

Kesadaran konsumen akan keamanan dan keselamatan berkendara semakin meningkat sehingga kehadiran MPV dengan fitur-fitur keselamatan berkendara yang sangat lengkap sangat mereka butuhkan karena merupakan  cerminan dari sikap masyarakat urban perkotaan.

Apalagi untuk MPV. Untuk lebih menekankan karakternya sebagai  mobil serba guna yang mumpuni untuk digunakan perjalanan ke luar kota dan medan jalan yang menanjak, fitur keamanan pelengkap seperti Hill Start Assist (HSA) yang berfungsi menahan mobil agar tidak meluncur mundur saat berhenti di tanjakan juga perlu dipenuhi.

Produsen mobil saat ini juga telah sepakat menghadirkan mesin kendaraan dengan teknologi yang ramah lingkungan sehingga semakin efisien dalam penggunaan bahan bakar (fuel efficiency).

Karena itu, keseriusan APM bisa menghadirkan MPV dengan fitur terlengkap yang didukung teknologi canggih dan modern untuk kenyamanan dan keselamatan, serta efisiensi dalam penggunaan bahan bakar akan sangat mendukung keberhasilannya menguasai pasar. (ds)