Selain Penjualan Primata

Polda Dalami Dugaan Pembantaian Kukang

Polda Dalami Dugaan Pembantaian Kukang

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Selain dugaan perdagangan primata langka. Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Riau juga tengah menyelidiki dugaan pembantaian satwa. Pasalnya, saat penggerebekan beberapa waktu lalu, Polisi menemukan ekstrak minyak yang diduga dari salah satu jenis satwa tersebut.

Demikian diungkapkan Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, Senin (29/2). Dikatakan Guntur, upaya pendalaman tersebut dilakukan setelah pihaknya memperoleh informasi tersebut.

"Kita masih mendalami pembunuhan Kukang yang diduga dijadikan minyak. Memang informasi yang kita terima dijadikan minyak oles," ungkap Guntur.

Kendati begitu, Guntur menyebut kalau pihaknya masih harus memastikan apakah minyak tersebut benar berasal dari DNA Kukang atau tidak.
"Untuk itu, hari ini kita akan mengirimkan minyak itu ke laboratorium untuk memastikannya," jelas Guntur.

Seperti diberitakan, Sabtu (27/2) kemarin, jajaran Dit Reskrimsus Polda Riau bersama dengan International Animal Rescue menggagalkan perdagangan delapan satwa langka jenis hewan menyusui atau primata, di Pasar Palapa, Jalan Durian, Kota Pekanbaru.

Delapan satwa itu terdiri dari enam ekor Kukang, satu ekor Owa dan satu ekor Siamang. Guntur menjelaskan bahwa seluruh satwa itu berasal dari Sumatera Barat.

Dari penangkapan itu, petugas menetapkan tiga orang tersangka yang merupakan penjual satwa dilindungi tersebut.
Ketiga pedagang yang diamankan itu masing-masing Fahrizal (54) warga Komplek Widya Graha III Blok J  FH, Zulkarnain (60) warga Jalan Putri Nilam, dan Adrius (46) warga Jalan Jenderal Sudirman Gang Hidayah.

Ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 21 ayat 2 Undang-undang nomor 5 tahun 1990 dengan hukuman lima tahun penjara dan denda Rp100 juta.
Sementara itu, Guntur mengatakan bahwa pihaknya belum melakukan penahanan terhadap penjual yang diduga menjual minyak Kukang. Namun, ia menjelaskan bahwa dari informasi yang diperoleh, barang bukti berupa 1 mili liter minyak itu dihargai cukup mahal mencapai Rp1,5 juta.

"Ada satu orang pelaku yang menjual, namun belum lakukan penahanan karena belum ada bukti. Kita masih menunggu hasil uji laboratorium. Informasinya dijual seharga Rp1,5 juta," tukasnya.

Sementara itu, petugas memastikan bahwa pembantaian itu tidak dilakukan di Pasar Palapa, lokasi ditemukannya delapan satwa liar itu. Menurutnya, penjual yang kedapatan minyak itu diduga dipasok dari Sumatera Barat.

Lebih lanjut, Guntur mengatakan bahwa minyak Kukang biasanya dipercaya oleh masyarakat untuk stamina pria serta obat oles kulit.(dod/mg4)