Danrem Sambut Satgas Pamtas RI-Malaysia

Danrem Sambut Satgas Pamtas RI-Malaysia

DUMAI (riaumandiri.co) - Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Nurendi beserta rombongan menyambut kepulangan Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Malaysia, di Dermaga C Pelabuhan Pelindo Dumai,Minggu (7/2).

Kedatangan Danrem ini didampingi oleh Kapenrem 031/Wirabiwa Mayor Syafrianto beserta jajarannya yang ada di sejumlah Kodim wilayah Riau, dalam menyambut Satgas Pamtas yang berhasil menuntaskan tugasnya selama 10 bulan di wilayah berbatasan RI-Malaysia. Satgas tersebut, dipulangkan dengan menumpang KRI Teluk Ratai-509.

"Saya ucapkan selamat kepada 350 prajurit Yonif 132/Bima Sakti yang tergabung dalam satgas Pamtas ini. Karena telah menjalani tugas selama 10 bulan di wilayah berbatasan RI-Malaysia dengan sukses," ujarnya Danrem, di sela-sela penyambutan.

Komandan Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Malaysia di Provinsi Kalimantan Barat 2015, Letkol (Inf) Irwan Hajatmoko dalam sambutannya mengatakan selama bertugas situasi perbatasan kondusif. Mereka menyebar di 22 Posko Perbatasan di dua kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Barat.

Irwan mengaku tidak hanya menjaga tapak perbatasan dari gangguan dengan berpatroli. Tapi juga melakukan penegakan hukum, serta menjaga keamanan dan ketertiban di perbatasan. Apalagi di perbatasan kekurangan personel pengamanan. "Selama kami bertugas dipastikan situasi kondusif. Kami sudah lakukan upaya pencegahan, agar tidak mengganggu stabilitas keamanan di perbatasan," ujarnya usai penyambutan para prajurit Satgas Pamtas RI-Malaysia di Kalimantan Barat.

Lanjut Irwan, daerah di perbatasan mengalami kekurangan tenaga kesehatan dan pengajar. Selain menjaga wilauah perbatasan, Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Malaysia di Provinsi Kalimantan Barat juga ikut membantu masyarakat dalam dua bidang ini. Ada prajurit yang membantu menjadi pengajar saat bertugas di daerah perbatasan tersebut. Selain tenaga kesehatan dan pengajar, kondisi infrastrukrur juga sangat minim.

Bahkan untuk menuju lokasi perbatasan harus berjalan kaki selama dua hari. Ditambah jalan penghubung antar kampung tidak mendukung. "Akan teapi, kita tetap kami berupaya optimal dalam mengamankan perbatasan sebagai misi utama," paparnya.(zul)