Mortir Aktif Ditemukan Warga Tampan

Diduga Berusia Lebih 10 Tahun dan Gagal Ledak

Diduga Berusia Lebih 10 Tahun dan Gagal Ledak

PEKANBARU (HR)-Untuk kesekian kalinya, warga Riau menemukan bahan peledak berbahaya dalam keadaan aktif. Kali ini, yang menemukannya adalah dua warga Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Keduanya menemukan satu unit mortir berukuran besar dalam kondisi aktif.

Bahan peledak itu kemudian diserahkan kepada aparat TNI yang kemudian langsung menyerahkannya ke Mapolsek Tampan.

Terkait temuan itu, Detasemen Gegana Satuan Brigade Mobil (Sat Brimob)

Polda Riau menduga,  mortir berukuran besar tersebut merupakan mortir yang gagal meledak. Selain itu, diperkirakan usia mortir tersebut lebih dari 10 tahun.

Terkait temuan itu, Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, yang dikonfirmasi Jumat (8/1) mengatakan, saat ini Detasemen Gegana Brimob Polda Riau masih mengidentifikasi mortir temuan tersebut.

"Hasil sementara diketahui dalam kondisi aktif meski kondisinya sedikit berkarat. Kuat dugaan mortir itu gagal meledak," ungkap Guntur.

Mantan Kapolres Pelalawan tersebut juga menerangkan bahwa mortir tersebut berdiameter 8 centimeter dan panjang 32 centimeter. Adapun bobotnya sekitar lima kilogram. Nantinya, benda tersebut akan dimusnahkan atau disposal.

"Dilihat dari bentuknya, diketahui bahwa mortir itu menyerupai buatan Amerika Serikat atau Inggris," lanjut Perwira Menengah dengan dua melati di pundaknya tersebut.

Sementara itu, terkait usia mortir bewarna silver dan memiliki ekor tersebut diperkirakan lebih dari 10 tahun, yang kondisinya berkarat.

Sementara itu, Kapolsek Tampan Kompol Ary Wibowo juga membenarkan adanya penemuan mortir aktif tersebut. Dikatakan, barang berbahaya itu diterima pihaknya setelah diserahkan dua anggota TNI AD dari Kesatuan Baterai P.

Sebelumnya, aparat dari TNI mendapatkan barang itu setelah diserahkan dua warga Tampan, yang mengaku sebagai mahasiswa. Hanya saja kedua warga yang mengaku mahasiswa itu tidak diketahui identitasnya karena sesaat setelah memberikan mortir itu ke anggota TNI langsung meninggalkan lokasi tanpa sempat diperiksa terlebih dahulu.

"Mortir seberat lebih kurang 5 kilogram tersebut kita terima dari dua anggota TNI dari kesatuan Baterai P," terangnya.

Penemuan benda peledak di Riau pada 2015 lalu juga pernah ditemukan. Seorang pekerja bangunan saat melakukan pembangunan jalan di Desa Tibawan Cipang Kanan, Kecamatan Rokan IV Koto, menemukan mortir dalam keadaan utuh yang terpendam dalam tanah.

Sementara itu Dumai, mortir itu ditemukan warga di tumpukan sampah. Kedua bahan peledak berbentuk nanas itu dipastikan dalam keadaan aktif. (dod, nom)