YLKI Minta Pemda Tetapkan HET BBM

YLKI Minta Pemda  Tetapkan HET BBM

SELATPANJANG (HR)-Harga bahan bakar minyak (BBM) premium dan solar mengalami penurunan. Khusus untuk Meranti, yayasan lembaga perlindungan konsumen (YLPK) berharap pemda segera menggelar rapat untuk menentukan harga eceran tertinggi (HET).

Demikian disampaikan Ketua YLPK Meranti Mulyono, seperti dikutip dari GoRiau.com. Kata Mulyono, terkait dengan turunnya harga BBM jenis premuim dari Rp7.400 menjadi Rp7.150 dan solar dari Rp6.700 menjadi Rp5.950 per liter, Pemda Meranti dalam hal ini Disperindag harus segera menggelar rapat bersama pihak terkait untuk penentuan HET terbaru.

Pasalnya, di Kepulauan Meranti, sampai saat ini tidak pernah penjualan BBM bersubsidi sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Segera tentukan berapa HET untuk penjualan BBM di Kepulauan Meranti," kata Mulyono.
Disampaikannya lagi, setelah ditetapkan HET hasil rapat bersama itu, diharapkan juga masyarakat banyak harus mengawasi penjualan BBM. Kalau ada yang masih 'nakal' menjual BBM dengan harga tinggi, harus dilaporkan ke dinas maupun polisi untuk ditindak tegas.

Selain mengawasi harga jual BBM, Mulyono juga berharap Disperindag mengambil kebijakan pelarangan menjual BBM menggunakan dispenser. Sebab, takaran 1 liter dispenser itu tidaklah sesuai dengan 1 liter takaran yang telah ditetapkan. 1 liter dispenser hanya sekitar 0.7 ataupun 0.8 liter.

"Disperindag harus cek dan ukur takaran di dispenser. Kalau tidak dilakukan, ini akan merugikan konsumen. Banyak yang telah melapor ke kami terkait ukuran dispenser. Mari kita cek bersama-sama," tambah Mulyono pula.

Dapat disampaikan, penjualan premium di Kota Sagu banyak menggunakan botol air mineral ukuran 1.5 liter, dan beberapa botol lainnya. Selain itu, penjualan juga menggunakan dispenser.

Untuk dispenser, harga Rp9 ribu perliter. Namun, untuk ukuran botol 1.5 liter, harga premium bervariasi ada yang Rp13.500 (tidak penuh), dan Rp16 ribu agak penuh.

Harga ini sewaktu-waktu bisa berubah, untuk ukuran 1.5 liter, bisa dijual Rp20 ribu atau lebih, andai terjadi kelangkaan BBM bersubsidi tersebut. Kondisi seperti ini telah berlangsung lama.(grc/pep)