PGRI Minta Kadisdik Peka Persoalan Guru

PGRI Minta Kadisdik Peka Persoalan Guru

Pangkalan Kerinci (HR)-Masih terkait aksi main bacok oleh pahlawan tanpa tanda jasa yang terjadi pada peringatan hari guru beberapa waktu lalu, dan tidak berharap kejadian serupa tidak terulang kembali, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Pelalawan meminta agar Dinas Pendidikan bisa lebih peka terhadap persoalan guru.

Artinya apapun setiap permasalahan yang timbul harus diselesaikan dengan bijak dan tidak berat sebelah walaupun permasalahan itu timbul antara guru dengan kepala sekolahnya.
"Karena informasi yang saya terima, persoalan antara guru dan kepsek itu bukan hanya terjadi di SMKN 1 Ukui saja, tapi juga terjadi di beberapa sekolah. Artinya, jangan sampai peristiwa pembacokan akibat miss komunikasi antar tenaga pendidik kembali terulang," tegas Ketua PGRI Kabupaten Pelalawan, M Syafi'i, pada media ini via selulernya, Jumat (4/12).

Syafii mengatakan pihaknya juga menyesali atas sikap Dinas Pendidikan dalam hal ini Kepala Dinas Pendidikan pasca kejadian tak ada mengunjungi sama sekali korban, dari mulai masuk ke rumah sakit sampai korban dibawa pulang. Bahkan Kadisdik tak ada juga sama sekali mendatangi SMKN 1 Ukui guna memberikan ketenangan bagi para guru dan murid yang ada di sana.

"Seharusnya sebagai orang nomor satu di lingkungan Dinas Pendidikan, beliau bisa memberikan ketenangan bagi para guru dan siswa di sana. Ingat, peristiwa ini terjadi di depan guru dan para siswa. Langsung atau tidak, mereka akan terkena imbasnya secara psikis. Tapi ini jangankan memberi ketenangan di sekolah tersebut, menengok Kepsek SMKN 1 Ukui saja di rumah sakit tak ada," tegas Syafi'i.

Karena itu, sambungnya, dirinya menilai sepertinya Dinas Pendidikan seolah-olah menganggap kecil peristiwa yang hampir merenggut nyawa seorang Kepala Sekolah. Padahal persoalan ini ukanlah semata-mata persoalan probadi antara pelaku dan korban, karena seminggu sebelum peristiwa tragis itu terjadi, pelaku mengirimkan pesan pendek pada Kadisdik terkait persoalannya dengan Kepsek SMKN 1 Ukui.

"Begitu juga dengan Kepsek SMKN 1 Ukui, Nova Damayanti, memberita juga pada Dinas Pendidikan tentang persoalannya dengan pelaku. Namun ternyata Dinas Pendidikan abai dengan laporan-laporan ini sehingga pelaku sudah tak bisa mengontrol emosinya lagi dan melakukan pembacokan pada korban," ujarnya.
Andaikata Dinas Pendidikan, lanjutnya, dalam hal ini Kepala Dinas Pendidikan cepa tanggap dalam menangani persoalan ini, besar kemungkinan pembacokan ini tak terjadi. Karena apapun ceritanya, inti dari persoalan ini adalah misskomunikasi yang tak sinkron antara korban dan pelaku.

Di sinilah seharusnya Kepala Dinas Pendidikan dapat menjembatani misskomunikasi ini."Mereka adalah para guru yang notabene akan patuh pada atasannya. Kalau saja Kepala Dinas Pendidikan tanggap dalam hal ini, besar kemungkinan takkan terjadi peristiwa ini," tandasnya.

Jenguk Korban Terpisah, Kadisdik Pelalawan, Syafrudin, saat dikonfirmasi via selulernya mengatakan dirinya sudah mendatangi dan menjenguk korban saat berada di Rumah Sakit. Memang, pada saat kejadian dirinya tengah berada di Kuala Kampar guna mengikuti HUT PGRI yang ke 70, jadi tak bisa langsung datang menjenguk."Tapi saya sudah datang kok menengok korban saat di Rumah Sakit," katanya.

Ditanya tanggapannnya soal peristiwa pembacokan itu sendiri, Syafrudin mengatakan bahwa pihaknya akan mengikuti proses hukum yang kini tengah dijalani oleh sang pelaku. Jika pelaku telah ditetapkan hukumannya oleh pengadilan maka baru pihaknya akan memberikan sanksi berat bagi pelaku.

"Kalau untuk proses belajar mengajar di SMKN 1 Ukui karena korban yang notabene adalah Kepsek tengah menjalani perawatan, maka untuk sementara pihaknya akan menunjuk Plt Kepsek agar proses belajar mengajar bisa berjalan seperti biasa. Nanti besok saya berenacana akan datang ke SMKN 1 Ukui," ujarnya.

Disinggung soal pesan pendek yang dikirimkan pelaku pada Kadisdik sebelum pembacokan itu terjadi, Kadisdik mengakui hal itu. Menurutnya, pelaku mengirimkan pesan pendek pada dirinya terkait adanya persoalan dengan Kepsek SMK 1 Ukui, tiga hari sebelum kejadian. Tapi oleh Syafrudin, pesan tersebut langsung disampaikan ke UPTD Dinas Pendidikan di Ukui yang merupakan perpanjangan tangan dari Dinas Pendidikan.

"Saya teruskan pesan pendek itu ke UPTD di Ukui. Saat ini, saya memberlakukan jenjang pengawasan bertingkat. Artinya, jika persoalan ini bisa diselesaikan di tingkat kecamatan maka tak perlu harus naik ke tingkat kabupaten," katanya.

Namun soal pesan pendek ini langsung dibantah oleh UPTD Ukui, Ridwan, saat dikonfirmasi via selulernya, Menurutnya, dirinya tak mengetahui sama sekali persoalan yang terjadi antara pelaku dan Kepsek SMKN 1 Ukui, sampai akhirnya terjadi pembacokan itu. Bahkan dirinya tak ada menerima pesan pendek yang disampaikan oleh Kadisdik. (pen)