Dampak Pencemaran Debu Hitam Pertamina

KLH tak Bisa Prediksi

KLH tak Bisa Prediksi

Dumai (HR)- Pihak Kantor Lingkungan Hidup Kota Dumai belum bisa memprediksi dampak debu hitam pencemaran Pertamina yang memenuhi rumah warga, karena keterbatasan alat pemeriksaan lingkungan hidup.

"Ya, saat ini kita belum periksa hasil dari debu hitam yang dari pembakaran PT Pertamina Refenery Unit II Dumai karena keterbatasan alat periksa lingkungan," kata Sri Ramadhani, Kepala laboratorium dan pengawas KLH Dumai.

Menurutnya, hingga kini dampak buruk pencemaran yang keluar dari cerobong asap PT Pertamina (Persero) RU Dumai itu belum kelihatan. Hal tersebut tidak berbahaya, jika pencemaran asap tersebut cepat ditanggulangi.

"Untuk sementara dampak buruk tidak ada jika asap tidak berkelanjutan. Hal ini sama dengan dampak kabut asap," katanya saat pertemuan bersama warga.

Warga memang minta pihak PT Pertamina Refenery Unit II memberikan kejelasan terkait debu hitam yang enyebar di lingkungan warga hingga radius 1 kilometer.

Utusan warga Kelurahan Tanjung Palas, Muhammad Ali menjelaskandDebu hitam itu sudah mengotori Pakaian warga yang terjemur, kolam ikan dan penampungan air warga.

"Kami tidak ingin kemarahan masyarakat berlarut-larut dapat menyebabkan keributan, karena ini alat vital dan saat ini tahun politik," kata Ali yang juga Anggota DPRD Kota Dumai.

Warga lainnya, Jumali menyampaikan, bahwa warga Tanjung Palas sudah muak tinggal di ring I Pertamina Dumai. Hal ini sudah kejadian yang berulang-ulang.

"Kita muak, tolong aparat pemerintah dan aparat hukum jangan membela Pertamina untuk menghambat keinginan warga dari Tanjung Palas untuk pindah dari Ring I ini," ujarnya.

"Kalau tidak kami yang pindah Pertamina yang berambus (hengkang) dari Dumai ini, kami sudah bosan sering kejadian yang membuat kami ketakutan," tekannya.***