Kelapa Dalam yang Tergerus Kelapa Sawit

Kelapa Dalam yang Tergerus Kelapa Sawit

Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang digadang-gadang sebagai hamparan kelapa dunia, yang berada di Provinsi Riau diyakini akan tergerus oleh perkebunan sawit yang terus menjamur.

Banyak petani beralih profesi dikarenakan sawit dinilai lebih menjanjikan daripada kelapa dalam yang sejak lama digeluti oleh sebagian besar petani di Negeri Seribu Parit. Terlebih lagi perkebunan sawit hampir bisa dipanen setengah bulan sekali, berbanding terbalik dengan kelapa dalam yang dibangga-banggakan oleh Bupati Inhil yang hanya bisa dipanen secara normal 5 kali dalam setahun.

Dengan kondisi sekarang ini, harga jual buah kelapa yang semakin turun sedangkan tuntutan ekonomi masyarkat yang semakin tinggi, tentunya menjadi bahan pertimbangan para petani mencari sumber penghasilan lain yang lebih mencukupi. Salah satunya beralih dari kelapa dalam yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu di Inhil, menjadi perkebunan sawit.

Apalagi saat ini, banyak para investor luar yang mulai melirik negeri hamparan kelapa dunia ini sebagai lahan yang subur untuk pundi-pundi rupiah yang menjanjikan, untuk mendirikan perusahan perkebunan sawit.

Hal ini tentunya membingungkan bagi saya sebagai masyarakat Inhil, di mana di sisi lain, sosok pemimpin negeri hamparan kelapa dunia ini, terus mengaungkan potensi alam yang dimilik tersebut. Tapi kenyataannya kelapa dalam seolah-olah seperti akan ditinggalkan oleh para penggelutnya.

Sebenarnya apa yang telah dilakukan pemimpin Negeri Seribu Parit ini, memperkenalkan potensi alam yang dimiliki, seperti halnya perkebunan kelapa, ke dunia luar sangatlah hebat. Tapi apa yang dilakukan tersebut hendaklah sejalan dengan upaya pemberdayaan para petani kelapa dalam agar mereka bisa eksis di kelapa dalam dan tak beralih ke kelapa sawit.***