September

Premi Jiwasraya Tumbuh 52 Persen

Premi Jiwasraya Tumbuh 52 Persen

JAKARTA (HR)-Kinerja PT Asuransi Jiwa pada kuartal tiga tahun ini masih tumbuh positif. Sekalipun kondisi ekonomi lesu, justru perolehan premi Jiwasraya naik 52 persen. Sementara klaim yang dibayarkan Jiwasraya juga relatif terjaga. Meskipun terjadi kenaikan penebusan polis di awal.

Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan pada September 2015, pendapatan premi Jiwasraya naik menjadi Rp7,15 triliun dari Rp3,97 triliun pada September 2014. Hal ini mencerminkan daya beli masyarakat akan asuransi masih cukup tinggi dimana asuransi masih dibutuhkan oleh masyarakat sekalipun dalam perlambatan ekonomi.

Meski premi tumbuh tinggi namun pencapaian premi Jiwasraya baru sekitar 65 persen dari target sampai akhir tahun yang diproyeksi mencapai Rp11 triliun. Jiwasraya mengandalkan jalur distribusi group insurance. Pasalnya, ada sejumlah BUMN menganggarkan program pensiun karyawan sejak tahun lalu.

Perseroan masih menggandalkan premi asuransi tradisional sebagai kontributor pertumbuhan pada sisa paruh kedua tahun ini. Komposisi premi perusahaan asuransi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini terdiri dari 80 persen premi produk tradisional dan 20 persen dari unitlink.

Hendrisman Rahim, Direktur Utama Jiwasraya mengatakan, diproduk asuransi tradisional dari jalur bancassurance seperti: term life, whole life dan endowment menjadi pilihan nasabah ketimbang produk unitlink. Sebab, nasabah menginginkan produk yang stabil pendapatan dalam kondisi pelemahan ekonomi.

Sebagai informasi, kontribusi jalur distribusi perolehan premi dari grup insurance atau employee benefit, yaitu sebesar 55 persen. Lalu, bancassurance mencapai 35 persen. Sisanya dari jalur keagenan sekitar 10 persen.

Jiwasraya saat ini telah bekerjasama dengan 10 bank dari jalur bancassurance dan memilih untuk mengoptimalkan perolehan premi dari bank saat ini yang telah bekerjasama. Jiwasraya telah bekerja sama bancassurance dengan sejumlah bank yakni, Bank BRI, Bank BTN, Bank Mandiri, Bank ANZ Indonesia, Bank Standard Chartered, Bank Victoria International dan Bank CIMB Niaga. (kon/mel)